Follow Us

Sebelum Mulai, Ini Risiko dan Keuntungan Investasi di P2P Lending

Wulan - Senin, 25 Januari 2021 | 11:15
Sebelum Berinvestasi, Kenali Risiko dan Keuntungan Investasi di P2P Lending
pexels.com/@goumbik

Sebelum Berinvestasi, Kenali Risiko dan Keuntungan Investasi di P2P Lending

CERDASBELANJA.ID - Peer-to-Peer (P2P) lending adalah metode memberikan pinjaman uang kepada individu dan/atau bisnis, serta sebaliknya.

Dapat dikatakan, metode P2P lending mengajukan pinjaman untuk keperluan individu atau bisnis.

Pada intinya, P2P lending akan menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam secara online.

Baca Juga: Investasi Lewat Metode Pinjaman, Kenali Apa Itu Sistem P2P Lending

Melalui P2P lending, setiap orang bisa memberi atau mengajukan pinjaman untuk berbagai tujuan, tanpa menggunakan jasa dari lembaga perbankan.

Sebagai investor pemula, kita perlu mengetahui dan menimbang apa saja keuntungan yang akan didapatkan saat berinvestasi.

Tidak hanya keuntungan, kita juga perlu mewaspadai risiko yang kemungkinan akan dihadapi di kemudian hari saat berinvestasi di P2P lending.

Secara umum berikut adalah beberapa keuntungan dari berinvestasi di P2P lending.

1. Modal Investasi Minim

Semua orang tahu, bahwa kebanyakan jenis investasi membutuhkan modal yang besar, contohnya saja saham.

Semakin banyak jumlah uang yang disetorkan, maka hasilnya keuntungan yang didapat pun juga akan besar. Begitulah pemikiran kebanyakan orang terkait investasi.

Baca Juga: Beri Kemudahan Pinjaman, Kenali Dulu Jenis-Jenis P2P Lending

Padahal, tidak semua jenis investasi membutuhkan setoran awal yang besar. Seperti halnya dengan P2P Lending ini. Investor pemula bisa mengawalinya dengan menyetor Rp100 ribu. Nilai setoran awal ini cukup terjangkau, sehingga tidak sedikit millenial yang berminat dan mulai melakukan kegiatan investasi P2P Lending tersebut.

2. Imbalan yang Didapatkan Tinggi

Saat ini, fintech telah menjadi platform yang digandrungi para investor. Pasalnya, keuntungan yang bisa didapatkan cukup tinggi.

Di antaranya adalah bisa memberikan keuntungan berupa bunga hingga 17% per tahunnya, bahkan ada beberapa platform yang berani memberi imbal di atas 20% per tahun. Padahal rata-rata bunga acuan hanya 5,75%.

3. Membantu Pemodalan UKM

Adanya investasi P2P Lending ini bukannya hanya untuk memberikan keuntungan lebih kepada investornya. Namun, investasi ini bisa membantu perubahan sosial di masyarakat khususnya pemodalan bagi UKM.

Dengan demikian, para investor bisa membantu menyejahterakan masyarakat dalam mendapatkan penghasilan dari UKM yang dijalankannya.

4. Bisa Memilih Calon Peminjam

Berbeda dari yang lain, investasi P2P Lending ini memberikan keleluasaan investor dalam memilih calon peminjam yang membutuhkan modal.

Baca Juga: Sebelum Berinvestasi, Wajib Kenali Dulu Cara Kerja P2P Lending

Pihak fintech akan mengirimkan profil atau data-data terkait calon peminjam kepada kita selaku investor.

Hal tersebut tentu akan sangat menguntungkan. Pasalnya, investor akan memilih calon peminjam dengan sangat selektif dan penuh pertimbangan yang kuat.

Apalagi investor tentunya tidak menginginkan mengalami kerugian karena salah memilih calon peminjam.

5. Diawasi OJK

Tidak bisa dimungkiri, kini banyak oknum-oknum yang merugikan masyarakat dengan melakukan penipuan.

Bahkan, sekarang ini banyak kasus penipuan mengatasnamakan investasi dengan iming-iming mendapat keuntungan yang sangat besar dan tidak masuk akal.

Kita sebagai investor fintech tidak perlu khawatir bila mengalami kejadian yang tidak diinginkan selama proses investasi berlangsung.

Baca Juga: Investor, Ini 5 Platform P2P Lending Pilihan Untuk Investasi

Pasalnya, kita bisa melaporkan secara langsung ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kita bisa menghubungi kontak yang tertera pada situs web OJK, atau mengunjungi langsung ke Sekretariat Satgas Waspada Investasi OJK.

Selain itu, berikut adalah beberapa risiko berinvestasi di P2P lending.

1. Tidak Bisa Klaim Investasi di Tengah Jalan

Jangan samakan P2P lending dengan jenis investasi lainnya yang bisa menarik dan menjualnya kapan saja.

Pasalnya, P2P lending tidak bisa menarik dana yang sudah disalurkan sebelum jatuh tempo yang telah ditetapkan sejak awal.

Baca Juga: Investor, Simak Cara Untuk Berinvestasi di Platform P2P Lending

Maka dari itu, investor tentu harus mempertimbangkan terlebih dahulu terkait kondisi uang kas suatu perusahaan.

Khususnya, yang biasa digunakan untuk memenuhi kewajiban pelunasan ketika sudah jatuh tempo.

Jangan sampai para investor ikut terjebak dalam kas perusahaan yang tidak aman.

2. Pihak Peminjam Menunggak Pembayaran Tagihan

Dana yang disalurkan investor kepada calon peminjam, umumnya digunakan untuk keperluan pemodalan membangun UKM.

Di dalam menjalankan sebuah bisnis, baik itu bisnis kecil maupun besar pastinya memiliki naik turunnya omzet penjualan. Dengan begitu, selaku peminjam bisa saja mengalami tunggakan dalam tagihannya.

Bagi kita yang baru saja memulai investasi P2P lending, kita perlu menyadari sejak awal bahwa sebagai investor juga harus menanggung sepenuhnya risiko gagal bayar kredit. Pasalnya, fintech yang dijadikan sebagai pengelola P2P lending atau hanya sebagai perantara, tidak menyerap kerugian jika peminjam menunggak tagihan.

Baca Juga: Jangan Salah Langkah, Ini 7 Tips Berinvestasi di Crowdfunding

3. Penipuan

Pada umumnya semua investasi memiliki risiko penipuan yang membuat rugi. Tak terkecuali investasi lewat fintech.

Secara logika, meminjamkan uang secara online memiliki risiko penipuan lebih tinggi dibandingkan dengan meminjam langsung ke orang yang kita kenal langsung.Sayangnya, investasi pinjaman online tidak memungkinkan kita untuk bertemu secara tatap muka antara investor dengan calon peminjam.

Hal yang terpenting agar tidak tertipu adalah memastikan fintech yang kita pilih sudah terdaftar, bukan fintech abal-abal. Baca dan pahami cara dan sistem investasinya dengan baik, jangan lupa juga baca review pengalaman orang yang sudah pernah investasi agar kita terhindar dari penipuan.

4. Risiko Pengelolaan Berujung Bangkrut

Di dalam P2P lending, fintech hanya berfungsi sebagai perantara antara investor dengan calon peminjam yang kemudian dalam penagihannya dikelolah oleh fintech tersebut.

Bila fintech tidak dapat mengelola risk management dan collection kredit dengan baik, maka bisa dipastikan fintech akan mengalami bangkrut.

Baca Juga: Pemula, Kenali Apa Saja Keuntungan dan Risiko Investasi Crowdfunding

Untuk menghindari hal itu, kita yang baru saja terjun di P2P lending harus memastikan dengan teliti mengenai track record dan kekuatan modal.

Jika keuangan suatu perusahaan fintech tersebut semakin solid, maka semakin kecil kemungkinan mengalami risiko bangkrut. (*)

Editor : Cerdas Belanja

Baca Lainnya

Latest