2. Kolaborasi Lintas Divisi
Selanjutnya, UX researcher juga perlu aktif berkolaborasi dengan divisi lain.
Apalagi, kata Satkar, kolaborasi lintas tim sangat penting dalam proses riset.
“Misalnya dengan bertukar pikiran, untuk menemukan berbagai cara menjawab tantangan yang dialami pengguna dari sisi produk, marketing hingga bisnis,” kata Satkar.
Baca Juga: Dorong Daya Saing UMKM, Tokopedia dan Kemenkop UKM Tandatangani MoU
3. Fleksibel dan Kreatif
Satkar melanjutkan, riset tidak bisa memakai satu cara atau metodologi saja. Seorang periset juga harus fleksibel dan terus berinovasi, dalam menerapkan cara yang paling sesuai dengan pengguna atau pasar yang kita riset.
Misalnya saat pandemi, ketika tatap muka harus dikurangi. Seorang periset UX harus menyesuaikan berbagai metode.
“Seperti survei, in-depth interview dan FGD, hingga tes produk secara virtual, tetapi tetap berorientasi pada hasil dengan kualitas sebaik, ketika bertemu langsung dengan narasumber,” jelas Satkar.
4. Ikuti Tren
Satkar juga menyarankan agar periset secara aktif mengikuti tren. Pasalnya, dengan mengikuti tren yang ada, periset bisa menjadi lebih relevan dengan pengguna.
Beberapa inisiatif unggulan Tokopedia pun, telah melewati proses riset agar relevan dengan kebutuhan pengguna, termasuk kampanye Waktu Indonesia Belanja (WIB).