Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Beri Kemudahan Pinjaman, Kenali Dulu Jenis-Jenis P2P Lending

Wulan - Selasa, 19 Januari 2021 | 10:30
Ilustrasi uang tunai. Bantuan Rp 3,55 juta bakal cair lagi, asyik buat DP motor baru.
Tribunnews.com

Ilustrasi uang tunai. Bantuan Rp 3,55 juta bakal cair lagi, asyik buat DP motor baru.

CERDASBELANJA.ID –Peer-to-Peer (P2P) lending adalah metodepemberianpinjaman uang kepada individu atau bisnis, serta sebaliknya.

Bisa dibilang, metode P2P lending mengajukan pinjaman untuk keperluan individu atau bisnis. Pada intinya, P2P lending akan menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam secara online.

Melalui P2P lending, setiap orang bisa memberi atau mengajukan pinjaman untuk berbagai tujuan, tanpa menggunakan jasa dari lembaga perbankan.

Baca Juga: Penyebab Antam Dihukum Bayar 1,1 Ton Emas pada Warga Surabaya

Secara umum, ada dua jenis P2P lending yang perlu kita ketahui. Di antaranya adalah P2P lending produktif dan P2P lending konsumtif.

1.P2P Lending Produktif

P2P lending ini adalah jenis yang paling umum ditemui di Indonesia, yaitu modal dari pemberi dana (lender) digunakan untuk melakukan kegiatan pinjaman yang berkaitan dengan kegiatan bisnis.

P2P lending produktif ini juga memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Kita dapat memilih berbagai macam peluang usaha yang ingin didanai

Di sana, kita juga dapat melihat jenis usaha serta rincian usaha tersebut bergerak di dalam bidang apa. Semua platform P2P lending ini pada umumnya menampilkan segala jenis informasi yang dibutuhkan terkait dengan usaha tersebut.

Mulai dari tujuan pinjaman, jaminan yang diagunkan, serta berbagai informasi yang dibutuhkan lainnya semua akan ditampilkan.

b. Membantu perkembangan ekonomi nasional

Dengan melakukan pengembangan dana pada P2P lending produktif, secara tidak langsung kita dapat membantu perkembangan ekonomi nasional.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Dompet Digital Terpopuler di Indonesia, Dijamin Aman!

Ini dikarenakan, biasanya pinjaman yang diajukan tersebut untuk mendukung kebutuhan ekonomi nasional.

c. Dapat melakukan diversifikasi

Dikarenakan salah satu platform P2P lending yang ada menyediakan banyak peluang yang dapat didanai dalam satu waktu, sehingga dapat memudahkan kita yang ingin melakukan proses diversifikasi.

Ada kelebihan tentu ada kekurangan. P2P Lending produktif ini juga memiliki kekurangan, yaitu sebagai berikut.

a. Likuiditas terbilang agak lambat.

Ini dikarenakan, kita perlu menunggu agar pinjaman di sebuah usaha yang kita danai itu bisa penuh.

Sebagai contoh, peluang usaha A mengajukan pinjaman senilai Rp100 juta, lalu kita melakukan pendanaan senilai Rp10 juta pada peluang tersebut, maka masih ada sisa Rp90 juta yang diperlukan agar pinjaman tersebut terpenuhi dan pendanaan yang kita lakukan dapat berjalan.

Namun tidak perlu khawatir, karena beberapa platform P2P Lending sekarang tidak memerlukan waktu yang lama agar dana dapat terkumpul, bahkan untuk waktu kurang dari 24 jam peluang pendanaan tersebut dapat terkumpul.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Produk Ramah Lingkungan yang Banyak Dicari Saat Pandemi

2. P2P Lending Konsumtif

P2P lending ini bisa disebut sebagai payday loan. P2P lending ini umumnya memberikan pinjaman yang berasal dari dua jenis lender, yaitu dari crowdfunding dan dari super lender. Jenis P2P Lending konsumtif ini memiliki kelebihan sebagai berikut.

a. Likuiditas terbilang relatif lebih cepat dibandingkan P2P Lending.Terutama untuk P2P Lending Konsumtif yang didanai oleh super lender, karena mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan dana pinjamannya.

b. P2P Lending Konsumtif juga memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dibandingkan Produktif.

Beberapa kekurangan dari P2P Lending Konsumtif, di antaranya sebagai berikut.

a. Apabila memilih P2P lending konsumtif, artinya kita melewatkan kesempatan untuk membantu meningkatkan ekonomi nasional.

Baca Juga: Bukan Hanya Motif, Simak Masker Unik Hasil Tangan Desainer Islandia

Pasalnya, pada P2P lending ini uang yang diberikan umumnya digunakan untuk keperluan yang sifatnya konsumtif.

b. Risiko yang ada relatif lebih besar, kita juga tidak mengetahui dana yang kita keluarkan akan digunakan untuk siapa dan kebutuhan apa. (*)

Editor : Cerdas Belanja

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x