Setelah bergabung dengan OVO, 71% pelaku UMKM melakukan pencatatan transaksi penjualan lebih teratur dan menerima transaksi pembayaran digital.
Kemudian ada 68% memiliki akses lebih luas terhadap layanan keuangan, serta 51% mengaku lebih memahami penggunaan teknologi untuk mempertahankan usaha.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menambahkan, saat ada ini lebih dari 1 juta pelaku UMKM telah menjadi merchant OVO dan menerima pembayaran digital melalui QRIS.
Selain berkomitmen untuk merangkul lebih banyak pelaku usaha, serta masuk ke ekosistem digital nasional, OVO terus berupaya menghadirkan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis UMKM.
“Ini dilakukan, melalui pendalaman literasi keuangan digital yang secara khusus menyasar para wirausahawan Indonesia,” tutur Karaniya.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Berikut Ini Syarat Dokumen untuk Naik KRL
Pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19, tentu berdampak besar bagi pendapatan UMKM. Namun survei CORE Indonesia menunjukkan 10% populasi merchant OVO, berhasil mempertahankan pendapatan bulanan dan 5% pelaku UMKM mengalami peningkatan pendapatan bulanan.
Hal ini juga dipengaruhi oleh peran ekosistem digital OVO, sehingga 82% pelaku merasa terbantu oleh ekosistem OVO dan Grab selama masa pandemi.
Melalui penggabungan kekuatan OVO dan ekosistem terbuka dari Grab, kolaborasi ini semakin menjadi kunci untuk dapat menciptakan peluang baru bagi UMKM Indonesia.
Selama pandemi, OVO terus memberikan dukungan bagi pengusaha lokal termasuk pelaku UMKM dengan menghadirkan program Dukung Lokal.
Program Dukung Lokal, diluncurkan sebagai bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, serta kemudahan pendaftaran menjadi merchant. (*)