Adapun salah satu wujud inisiatif Hyperlocal, adalah Kampanye Kumpulan Toko Pilihan (KTP). Saalah satu pegiat UMKM yang mengikuti kampanye KTP ini, adalah UMKM Warung Bu Neneng.
“Sejak mengikuti program KTP Palembang di Tokopedia, penjualan meningkat pesat hingga 3x lipat dengan kenaikan omzet mencapai 30%,” ujar Pemilik Warung Bu Neneng, Rita Damayanti.
Selain itu, ada Waktu Indonesia Belanja (WIB) Lokal selama tanggal 25 hingga akhir setiap bulan. Salah satu pegiat UMKM yang mengikuti kampanye WIB lokal adalah Sniff Sniff.
“Sejak mengikuti WIB, penjualan harian kami meningkat hingga 2x lipat. Bahkan selama PPKM berlangsung, omzet bisa mencapai puluhan juta,” jelas Pemilik Sniff Sniff Jakarta, Daniel Christian.
Di dalam inisiatif Hyperlocal, Tokopedia bersama pemerintah pusat dan daerah juga telah menghadirkan inisiatif Digitalisasi Pasar.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Game Lokal ala Tokopedia, Wajib Coba Selama PPKM!
Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Emmiryzan mengungkapkan, Digitalisasi Pasar Tradisional dibuat untuk membantu para pedagang di pasar tradisional berbagai daerah.
“Mulai dari Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Makassar, Kab. Bandung, hingga Tasikmalaya untuk memanfaatkan teknologi agar mereka bisa tetap beradaptasi terutama di tengah pandemi,” kata Emmir.
Berbagai turunan inisiatif Hyperlocal tidak hanya mempermudah UMKM lokal, tetapi juga masyarakat secara umum.
Sebagai contoh, adalah TokoMart yang mengusung teknologi geo-tagging. Layanan TokoMart, memungkinkan masyarakat mengakses produk kebutuhan sehari-hari dari penjual terdekat, sehingga berbelanja bisa lebih efisien.
Saat ini, TokoMart sudah tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Medan hingga Surabaya dan akan terus merambah kota-kota lainnya.