CERDASBELANJA.ID – Selama masa pandemi, tren penggunaan sepeda sebagai kendaraan untuk bersantai pun meningkat tajam.
Banyak orang yang mulai hobi baru dengan bersepeda. Hal ini pun memberikan keuntungan bagi para penjual sepeda.
Pasalnya, dalam satu hari ada puluhan unit sepeda yang berhasil terjual. Namun demikian, sekarang pamor sepeda sudah mulai sepi kembali.
Baca Juga: Tambah Cuan Tanpa Modal di Shopee, Bisa Pakai Fitur Katalog Saya
Beberapa penjual sepeda, bahkan mengeklaim bahwa penjualan sepeda menurun drastis.
Mengutip dari Kompas.com, salah satu penjual sepeda yang mengalami penurunan penjualan sepeda ini adalah Ajan.
Ajan mengatakan, penjualan sepeda menurun seiring dengan tren bersepeda yang mulai memudar belakangan ini.
“Dampaknya penjualan sepeda menurun. Kira-kira sampai 80% mungkin ada,” ujar Ajan saat ditemui Kompas.com, Kamis (17/6).
Ajan mengaku, kondisi penjualan sepeda saat ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan kondisi saat awal pandemi yang sibuk dan ramai pembeli.
Saat itu, dalam hitungan menit pembeli datang silih berganti. Stok sepeda model lama hingga terbaru, mulai dari jenis Mountain Bike hingga Seli ludes terjual.
Baca Juga: Simak 5 Fakta Tentang Cicilan ShopeePayLater yang Wajib Diketahui!
Ajan selama ini membanderol harga sepeda berbagai jenis mulai Rp2.000.000 sampai dengan Rp6.000.000.
"Kondisi kemarin (saat ramai), tidak ada stok sepeda seperti yang di sini (display). Sampai habis ludes terjual. Setiap hari 30 unit terjual," kata Ajan.
Saat itu, beberapa kali Ajan mengeluarkan stok sepeda dan sparepart yang ada di gudang untuk dijual di tokonya.
Bahkan belum hitungan hari, sepeda atau sparepart dipajang, dapat terjual dengan cepat sekali pun harganya cukup tinggi.
"Bahkan seperti frame Fnhon sampai stok tidak ada, orang banyak mencari. Harga Rp6 juta masih orang beli, sekarang Rp3 juta juga masih ada dipajang," kata Ajan sambil tersenyum.
Ajan yang saat itu merasakan tokonya diserbu pembeli, sempat menstok sejumlah sepeda berikut sparepart. Harapannya meraih keuntungan yang berkelanjutan.
Baca Juga: AXA Mandiri Luncurkan Aplikasi Layanan untuk Telekonsultasi Kesehatan
Namun kondisi permintaan masyarakat terhadap sepeda justru menurun. Alhasil sejumlah stok sepeda dan sparepart masih tersedia.
"Kemarin stok banyak, karena kalau dulu (permintaan masyarakat) tinggi. Tapi barang menumpuk (saat sepi pembeli)," ucap Ajan.
Upaya Ajan untuk mendongkrak penjualan sepeda belakangan ini tak membuahkan hasil. Dia kemudian membanderol harga mengikuti harga pasar. Tentu ini membuatnya rugi besar.
"Penjualan MTB dan Seli merosot abis. Kita menjual sesuai harga pasaran sekarang. Misal kita beli Rp5 juta, sekarang pasarannya Rp3 juta, ya kita jual sekarang Rp 3 juta," kata Ajan.
"Stok sepeda ada puluhan unit. Kalau penjualan yang murah masih ada satu atau dua unit (terjual). Kalau yang mahal, sama sekali tidak gerak. Rugi ada kira-kira ratusan juta," ucap Ajan.
Hanya saja, Ajan memiliki beberapa pembeli langganan yang kerap berbelanja di toko yang sudah dijalani 25 tahun lebih.
Baca Juga: Beauty Influencer Listia Magdalena Luncurkan Produk Minuman BYT Colla
"Beberapa pembeli yang langganan ada, masih ada yang ke sini beli barang. Saya tidak jual online. Mau beli sepeda di Formula Bike, datang ke toko," tutup Ajan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo sebelumnya mengatakan, salah satu alasan anjloknya harga sepeda ialah melimpahnya pasokan, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Dan juga koreksi pasar yang tadinya (harga) naik karena stok tahun lalu kurang, dan para pedagang (yang sempat) menaikkan harga sudah menyesuaikan situasi,” tuturnya kepada Kompas.com, Minggu (13/6).
Selain itu, melihat turunnya minat dan daya beli masyarakat terhadap sepeda.
Khususnya sepeda lipat, produsen memutuskan untuk melakukan penyesuaian terhadap komponen sepeda, sehingga juga terjadi penurunan harga.
“Misal sebelumnya harga (sepeda lipat) Rp4 juta lebih, sekarang turun sampai Rp2,5 juta,” kata Eko.
Baca Juga: Limit Rp30 Miliar, Ahok Usul Fasilitas Kartu Kredit Pertamina Dihapus
Secara rata-rata, harga sepeda di pasar dalam negeri merosot sekitar 20% sampai 30% dibanding tahun lalu.
“Saat ini kondisi stok sepeda di dealer, produsen, dan importir sedang banyak stok,” katanya.
Berbeda dari unit sepeda, untuk komponen sepeda Eko menyebutkan, saat ini pasokannya masih terbatas dikarenakan permintaan produsen yang masih tinggi.
“Walaupun sudah mulai ada dalam jumlah sedikit hal ini terjadi karena permintaan komponen masih banyak dari para produsen sepeda dan juga adanya pengaturan produksi di pabrik,” ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Pedagang Sepeda Saat Tren Gowes Menurun: Dulu Ludes, Kini Rugi Ratusan Juta Rupiah" (*)