CERDASBELANJA.ID – Di dalam berinvestasi saham, kita perlu menggunakan strategi tertentu untuk meminimalkan risiko.
Salah satu strategi investasi yang bisa digunakan adalah value investing. Sebelum menggunakan strategi tersebut, kita perlu mengenali dulu apa itu value investing.
Value investing adalah strategi investasi, berupa pemilihan saham yang diperdagangkan kurang dari nilai intrinsik atau nilai bukunya (undervalue).
Baca Juga: Keuntungan dan Risiko Investasi Saham, Investor Wajib Waspada
Dengan kata lain, saham yang diinvestasikan ini punya valuasi murah. Meski demikian, saham yang diburu oleh para value investor ini, bukanlah milik perusahaan biasa.
Saham undervalue ini, dilihat berdasarkan persepsi pasar terhadap potensi atau nilai intrinsik dari perusahaan tersebut.
Untuk mempermudah, Perencana Keuangan dan Founder Finansialku.com Melvin Mumpuni, CFP® menjelaskan, value investing adalah ketika investor membeli saham saat harga sedang diskon, atau berada di bawah nilai intrinsik.
Nilai intrinsik atau intrinsicvalue, adalah harga wajar dari sebuah perusahaan. Kita bisa menghitung nilai intrinsik dengan menghitung harga wajar perusahaan.
Sebagai contoh, saham PT ABCD setelah dihitung punya nilai intrinsik Rp1.600/lembar. Namun saat ini, harga saham PT ABCD Rp870/lembar, artinya saham tersebut sedang diskon 54%.
Pada saat diskon inilah kita perlu membeli saham. Sekilas, konsep ini sama dengan konsep berbelanja online.
Baca Juga: Cara Investasi Saham Agar Untung, Jalan Cepat Untuk Jemput Cuan
“Kita beli saat diskon, kalau dalam bahasa keuangan harga diskon atau harga di bawah nilai intrinsik itu disebut undervalue,” ujar Melvin dikutip dalam video YouTube Finansialku.com, Rabu (19/5).