Follow Us

Pintar Atur Uang, Mulai Cintai Diri Sendiri Dulu dengan Asuransi

Yunus - Rabu, 28 April 2021 | 13:00
Agar pintar mengelola keuangan, kita harus cinta diri sendiri termasuk dengan asuransi.
iStockphoto

Agar pintar mengelola keuangan, kita harus cinta diri sendiri termasuk dengan asuransi.

CERDASBELANJA.ID – Mungkin di antara kita sering bepergian menggunakan tranportasi umum.

Ketika berpergian, seperti naik pesawat terbang, selalu diberikan arahan oleh cabin crew pesawat mengenai proses penyelamatan sesuai SOP.

Mulai pemasangan oksigen pada diri sendiri sebelum memasangkannya pada orang lain, juga memasang pelampung pada sendiri terlebih dahulu, baru membantu orang lain.

Baca Juga: Halo UMKM, Saatnya Lindungi Usaha dengan Asuransi, Untuk Apa?

Kondisi itu sebenarnya berlaku juga saat kita berada dalam situasi keuangan tertentu.

Agar pintar atur uang, mulai cintai diri sendiri dulu, baru orang lain alias self love.

Seperti saat kita memasuki era baru atau new normal, akibat pandemi covid-19, hingga terjadi perubahan perilaku seperti bekerja, belajar, belanja dan juga aktivitas lainnya.

Menurut perencana keuangan Finansialku, Robby Christy, CFP, kita memiliki piramida perencanaan keuangan.

Keamanan keuangan jadi dasar seseorang dalam mengelola keuangan pribadi maupun keluarga.

Hal ini sangat relate, terkait arus kas, hutang, dana darurat dan asuransi. Jangan bahas investasi kalau fondasi keuangan kalian belum kuat.

Baca Juga: Jenis Asuransi Kendaraan dan Perbedaannya, Ketahui Sebelum Beli Mobil

Alangkah baiknya, jika kita pribadi tahu kondisi keuangan kita, dan jika sudah berhasil bisa kalian ceritakan kepada orang lain.

Bicara soal proteksi, tentunya asuransi menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan.

Investasi banyak bicara soal membuat lebih banyak keuntungan dalam bentuk uang, tetapi asuransi lebih menjaga uang kita agar tidak hilang.

Jadi asuransi bukan hanya bicara tentang sakit , cacat, tapi juga dengan kematian.

Apa yang akan terjadi jika dampak ekonomi yang muncul ketika seseorang mengalami salah satu atau dari ketiga hal tersebut?

Pertanyaan itu akan memunculkan pertanyaan lain, kenapa kita perlu asuransi? Asuransi manakah yang ideal untuk kita?

Baca Juga: Terbaru, CAR Life Insurance dan Cermati Protect Jual Asuransi Digital

Untuk kita yang masih single, asuransi kesehatan dan asuransi sakit kritis itu penting.

Jenis asuransi ini cocok untuk kita. Tetapi, jika kita sudah menikah, asuransi kesehatan, asuransi sakit kritis, dan asuransi jiwa, baik untuk kalian jadikan investasi.

Kalo jenisnya, bisa menggunakan produk asuransi tradisional maupun unit link (asuransi + investasi).

Ketika, yang bagus untuk si A belum tentu bagus untuk si B, maka mulailah lakukan financial check up terlebih dahulu.

Agar mempermudah, kita bisa sisihkan 10% dari pemasukan untuk beli produk asuransi.

Sebagai contoh, Bapak X memiliki penghasilan Rp120 juta per-tahun dan memiliki seorang istri sebagai ibu rumah tangga.

Baca Juga: Inovasi Baru, Telkomsel Hadirkan Paket Data Dilengkapi Asuransi

Berdasarkan penghasilan tersebut, berarti keluarga X memiliki budget Rp12 juta per tahun sebagai asuransi keluarga.

Dikarenakan yang bekerja hanya lah suami, maka idealnya begini.

Suami memiliki asuransi jiwa, asuransi sakit kritis dan asuransi kesehatan, sedangkan Istri memiliki asuransi kesehatan.

Mengapa suami perlu memiliki asuransi yang lengkap? Karena nilai ekonomi suami tersebut sebagai sumber utama keuangan pada keluarga tersebut.

Beda cerita, jika istri juga mempunyai sumber penghasilan lain misalnya dari bisnis.

Baca Juga: Hobi Bersepeda Meningkat, OVO Dorong Layanan Asuransi Sepeda

Keuntungan dengan memiliki asuransi pribadi:

  • Kontrol resiko ada ditangan kita, bukan bergantung pada pihak lain.
  • Bentuk self love kepada diri sendiri, karena asuransi kesehatan manfaatnya akan kita nikmati secara langsung, sedangkan asuransi jiwa untuk memastikan orang yang kita sayangi tetap bisa hidup normal, walaupun kita sudah tidak ada lagi di dunia ini.
  • Pada asuransi jiwa, kita bisa mencakup pengganti penghasilan, pembayaran hutang kepada pihak lain, biaya pemakaman, dan biaya pendidikan dan pewarisan ke generasi selanjutnya agar terpenuhi. (*)
Meike Isa Alma Sitompul/FINANSIALKU

Editor : Yunus

Baca Lainnya

Latest