Perlu diingat, bank yang akan kita pilih untuk membuat deposito harus memenuhi standar kesehatan oleh Bank Indonesia (BI).
Hal ini diperlukan untuk menghindari risiko kebangkrutan bank nantinya. Selain itu, dengan reputasi yang baik, bank juga biasanya memiliki standar pelayanan yang baik pula.
Jadi selain aman, kita juga akan merasa nyaman memiliki deposito di bank tersebut.
2. Sesuaikan Jangka Waktu Deposito Sesuai Kebutuhan
Sebelum berinvestasi di deposito, cobalah untuk menyesuaikan jangka waktu simpanan (tenor) yang akan dipilih. Mulai dari jangka waktu 1, 3, 6, 9, 12, atau 24 bulan.
Sesuaikan jangka waktu simpanan dengan kemampuan kita. Pasalnya, saat menyimpan di deposito tentunya kita tidak akan bisa menarik uang yang telah diinvestasikan.
Untuk itu, kita perlu berhati-hati dalam memilih jangka waktu deposito.
Baca Juga: Investasi Lewat Metode Pinjaman, Kenali Apa Itu Sistem P2P Lending
3. Bandingkan Bunga Deposito Bank
Tentunya sebelum memilih sebuah bank untuk diinvestasikan pada deposito, kita perlu membandingkan besaran bunga yang ditawarkan dengan deposito dari bank lain.
Biasanya, besaran bunga ini telah dicantumkan di situs web bank terkait, atau situs pembanding bunga, sehingga kita bisa menemukan datanya dengan mudah secara online.
Hal ini dilakukan tentunya untuk menemukan bank yang menawarkan bunga deposito cukup tinggi. Semakin tinggi bunga deposito yang ditawarkan, maka akan semakin besar keuntungan yang bisa kita dapatkan.