CERDASBELANJA.ID – Belum banyak yang tahu kalau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga perlu mengonsumsi makanan yang berbeda dari anak biasanya.
Pasalnya, ABK memiliki kecenderungan yang lebih tinggi terhadap alergi dan gangguan pencernaan, juga memiliki kekebalan tubuh yang berbeda. Adapun salah satu alternatif makanan yang dianjurkan untuk ABK ini, adalah diet sehat GFCF (gluten free casein free).
Selain berfungsi untuk memperbaiki pencernaan, diet ini juga terbukti dapat mengurangi gejala autis dan sikap agresif anak pada umumnya. Salah satu UMKM lokal yang menyediakan makanan khusus untuk ABK, adalah Diet Special Needs (DSN).
Founder Diet Special Needs Difansa Rachmani bercerita, inspirasi ia memulai bisnis makanan ini adalah dari anak pertama dan keduanya yang mengidap autisme.
Difa yang merupakan ibu dari empat anak ini, mendapatkan diagnosa autisme untuk anak pertama dan keduanya pada tahun 2017. Sejak saat itu, Difa mulai mencari informasi tentang bagaimana anak autisme bisa hidup dengan lebih baik karena perilakunya berbeda dengan anak lain.
“Jadi kita coba untuk terapi. Kemudian, kita berkomunikasi dengan orang tua autis yang lain dan ternyata tidak hanya terapi, mereka juga butuh diet khusus, atau makanan-makanan yang dilarang (pantangan) untuk anak autis,” ujar Difa dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Jadi, dari situlah Difa mendapatkan resep makanan apa saja yang kita bisa diolah sebagai makanan ABK agar mereka tidak salah makan, lalu mengakibatkan perubahan perilaku mereka.
Awal mula produk yang Difa buat, adalah keripik yang digoreng dengan minyak kelapa. Keripik ini juga tidak menggunakan MSG dan menggunakan garam himalaya sebagai gantinya.
“Lalu, alat masaknya juga khusus, kami harus pakai kaca atau stainless steel karena ada residu dari alat masak itu yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau masuk ke dalam tubuhnya, maka akan membuat mereka jadi lebih hiperaktif dan lain sebagainya,” tutur Difa.
Baca Juga: Bisnis Lokal Dekayu, Manfaatkan Platform Digital untuk Kenalkan Produk Kerajinan dari Kayu
Kemudian, dari situ Difa selalu berdiskusi dengan sesama orang tua dan konsultan di dalam komunitas. Masing-masing orang tua, punya resep berbeda untuk anak-anaknya dan mereka sering berbagi informasi.