CERDASBELANJA.ID – Tahun baru erat dikaitkan dengan tradisi menyiapkan resolusi oleh orang-orang di seluruh dunia terkait karier, percintaan, kesehatan dan impian lainnya.
Tidak hanya itu, resolusi finansial pun patut dimasukkan sebagai target pengembangan diri pada tahun baru, khususnya untuk generasi milenial demi mencapai kebebasan finansial pada tahun 2022.
Menurut sebuah survei dari The Economist dan YouGov, sekitar 1 dari 4 orang Amerika mengatakan bahwa mereka akan membuat resolusi tahun baru.
Namun, anak muda di Amerika jauh lebih berkomitmen dalam menjalankan resolusi tahun 2022 dibanding generasi yang lebih tua.
Untuk memastikan tak hanya sekedar menjadi impian belaka, semangat menjalankan resolusi finansial tentunya perlu diimbangi dengan komitmen yang kuat.
Khususnya, dalam membuat pilihan-pilihan finansial yang baik demi menghindari kebiasaan lama yang dapat berujung pada kejatuhan finansial atau financial suicide.
Financial Planner Head Oneshildt Financial Planning Agustina Fitria mengatakan, kejatuhan finansial merupakan suatu kondisi saat seseorang mengalami defisit keuangan secara terus-menerus yang tidak diperbaiki.
Defisit keuangan ini bisa berasal dari faktor internal, yaitu kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup.
“Defisit keuangan juga bisa berasal dari faktor eksternal, seperti bencana atau peristiwa di luar kendali seseorang yang berdampak besar terhadap keuangan,” ujar Agustina, dikutip Jumat (21/1).
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Beli Rumah Baru, Usahakan Punya Asuransi Properti!
Pada dasarnya, kejatuhan finansial dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal ataupun eksternal.
Di antaranya tidak menyusun tujuan keuangan, tidak mencatat pemasukan dan pengeluaran, kebiasaan gali lubang tutup lubang, tidak mempersiapkan dana pensiun, serta tidak memiliki asuransi.
Asuransi berfungsi sebagai proteksi yang memberikan perlindungan keuangan jika terjadi kejatuhan finansial yang berasal dari faktor eksternal, seperti jatuh sakit, tutup usia, kebakaran, kecelakaan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk melindungi diri dan keluarga dengan asuransi sesuai kebutuhan.
Misalnya seperti asuransi jiwa untuk pencari nafkah, asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga, dan asuransi kendaraan untuk mobil, serta asuransi kerugian untuk rumah.
Sebelum memilih asuransi, perlu dipahami konsep transfer risiko (transfer risk), saat perlindungan diberikan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomi dari nasabah, atau tertanggung kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko.
Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan, memasuki tahun ketiga pandemi, Allianz terus gencar dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya perlindungan asuransi.
“Baik dari jenis-jenis produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, apa saja manfaat asuransi yang akan didapatkan, maupun kapan waktu terbaik bagi seseorang untuk mulai memiliki asuransi,” jelas Karin.
Menurut Karin, seluruh jenis asuransi, baik kesehatan, jiwa, maupun umum, memiliki peran yang sama pentingnya untuk mendukung stabilitas finansial keluarga dan menghindari kejatuhan finansial.
Baca Juga: Manfaatkan Bisnis Asuransi Online, Mitra Fuse Pro Raup Cuan Rp8 Miliar
Meskipun pandemi belum dapat diprediksi kapan akan berakhir, tetapi generasi milenial tetap dapat mewujudkan kebebasan finansial dengan merancang resolusi dari sekarang.
Melalui pembuatan resolusi finansial, para milenial dapat tetap berkarya dan berkembang,di tengah kondisi ekonomi yang menantang. (*)