Peningkatan persentase pemeriksaan WGS ini, kata Budi, dilakukan agar Kemenkes bisa mendeteksi lebih cepat jika ada Covid-19 varian Omicron.
Baca Juga: Para Orangtua Bersiap, Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Umur 6-11 Tahun Sudah Dimulai
Selanjutnya, Kemenkes juga akan menggencarkan penggunaan teknologi reagen polymerase chain reaction (PCR), metode S-gene target failure (SGTF). Teknologi ini, diklaim bisa memberikan indikasi awal pada hasil positif Covid-19 varian Omicron.
“Melalui tes PCR, kami bisa memperoleh hasilnya dalam waktu 4 sampai 6 jam, sedangkan untuk genome sequencing masih dibutuhkan waktu sekitar 5 sampai 7 hari,” tutup Budi.
Budi mengingatkan, bahwa penyebaran Omicron terbukti sangat cepat. Di Inggris misalnya, mulai dari 10 kasus/hari saat ini sudah mencapai 70.000 kasus/hari. Jumlah tersebut, jauh lebih tinggi dari puncak kasus di Indonesia pada bulan Juli di angka 50.000 kasus/hari.
Terkait dengan temuan ini, Budi mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik dan tetap tenang.
Hal yang terpenting, masyarakat perlu segera melakukan vaksinasi Covid-19, terutama untuk kelompok rentan dan lansia.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak perlu bepergian ke luar negeri jika tidak mendesak, serta terus tegakkan protokol kesehatan 5M, dan memperkuat 3T. (*)
Baca Juga: Tren Pariwisata Mulai Pulih, Zurich Optimistis Asuransi Perjalanan Membaik di Tahun 2022