Di situ, kita harus perhatikan kinerjanya dalam satu sampai dua atau tiga tahun terakhir.
"Teman-teman boleh liat nih, kalau dia dibandingkan reksa dana sejenisnya, apakah minusnya lebih besar atau agak mendingan?"
"Kalau lebih kecil minusnya, berarti bagus nih si manajer investasinya bisa mengelola dana di tengah pandemi, dia membuat nilainya tak terlalu parah turunnya," tutur Shierly.
4. Perhatikan risiko
Saat berinvestasi reksa dana, kita jangan hanya fokus pada imbal balik (return) yang tinggi saja, tetapi perhatikan pula risikonya.
Shierly mengatakan ada beberapa rasio yang bisa menunjukkan risiko, seperti sharpe ratio, dan draw down.
Dikutip dari Kompas.com, sharpe ratio yang negatif menandakan tingkat risiko lebih besar dibanding dengan tingkat pengembalian.
Baca Juga: Promo Spesial Tanamduit, Beli Emas Bisa Dapat Reksa Dana Gratis
Sementara draw down bisa dimaknai sebagai tingkat kerugian maksimal yang ada di produk reksadana.
"Kita bisa membandingkan dengan rasio-rasio ini. Apakah potensi keuntungan kita dengan potensi risikonya lebih besar atau kecil. Bukan cuma liat untungnya aja tapi liat risikonya apa," pungkas Shierly.