Donny mengatakan, pada awalnya Sour Sally Group didirikan oleh passion.
“Saya itu sering makan frozen yoghurt, sering sekali saya mengonsumsi yoghurt seminggu bisa 3 sampai 4 kali di salah satu café favorit waktu saya kuliah di luar negeri saat itu,” paparnya.
Selanjutnya, pada saat hari kelulusan tiba, orangtua Donny mengunjungi café yoghurt tersebut.
Saat melihat kafe tersebut ramai pengunjung, Donny bersama dengan orangtuanya mulai berbincang-bincang terkait dengan ide bisnis frozen yoghurt, dan kemudian direalisasikan sampai dengan sekarang.
Jadi, ide bisnis Sour Sally ini memang berangkat dari passion Donny yang menyukai frozen yoghurt.
Baca Juga: Pernah Rugi Miliaran, Teuku Wisnu Kini Berhasil Bangun Kerajaan Bisnis
Namun, meskipun Sour Sally Group memiliki banyak franchise, tetapi bisnis ini pun ikut terdampak dari adanya pandemi.
Donny menjelaskan, dikarenakan 80% sampai 90% outlet Sour Sally Group berada di dalam mall, maka ketika ada kebijakan PSBB dan mall tutup, bisnis Sour Sally juga terkenda dampaknya.
Sama halnya pada saat ada sedikit pelonggaran PSBB, di mana mall boleh beroperasi sampai jam 7 malam saja.
Dikarenakan pasar bisnis menurun, Donny mengatakan penjualan dari Sour Sally Group sempat berkurang sampai dengan setengahnya.
“Tantangannya ada di situ, tetapi ketika ada kesempatan mall-nya mulai dibuka, mulai ramai lagi, maka omzetnya mulai naik lagi,” ungkapnya.
Donny percaya, pada tahun 2021 ini akan ada “market balas dendam”. Di mana, orang-orang yang sudah lama tidak berbelanja, ketika ada kesempatan maka mereka akan berbelanja secara impulsif.