Kedua, bila influencer tidak menjelaskan Margin Of Safety, Margin Of Safety selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini.
Seringkali informasi hanya berupa potensi profit besar namun tidak masuk akal dicapai dalam waktu singkat dan cepat oleh trader investor saham pemula karena pasti ada suspensi maupun UMA (Unusual Market Activity)
Baca Juga: Investasi Saham Vs Reksa Dana Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Ketiga, Menciptakan FOMO alias Fear of missing out, rasa takut dan cemas akan ketinggalan berita atau hal-hal terbaru yang terjadi.
Informasi rekomendasi beli saham diumumkan pada media sosial dengan jumlah pengikut besar agar tercipta FOMO.
Keempat adalah menarik jumlah anggota trader investor saham pemula melalui endorse di media sosial.
Baca Juga: Ternyata Gampang? Ini Cara Menabung Saham dengan 4 Langkah Mudah
Tak jarang, kolaborasi dibutuhkan agar paparan informasi lebih mudah tersampaikan.
Karena sekecil apapun volume akan bermanfaat bagi mereka untuk mengeluarkan saham tersebut.
Terakhir adalah memiliki wadah grup khusus komunikasi dua arah yang digunakan mengkoordinasikan anggota untuk membeli (Perhatikan komposisi pembelajaran dan percakapan wadah grup tersebut).
Baca Juga: Arisan Emas, Seru-Seruan Bareng Teman-Teman Sambil Investasi
Ada grup berbayar dan grup gratis, sudah dapat dipastikan bahwa grup gratis tidak mendapat informasi secepat dan seakurat dari grup berbayar tersebut.