CERDASBELANJA.ID – Bisnis sukses biasanya ditandai dengan omzetnya yang lumayan.
Senandung Semilir Ecoprint bisa jadi contoh, dengan modal Rp500 ribu, UMKM fashion ini sudah mampu meraih omzet puluhan juta rupiah.
“Modal aku tuh sekitar Rp500.000. Ini sudah termasuk mengikuti kelas, terus membeli bahan,” kata Alfira Oktaviani, founder Senandung Semilir Ecoprint.
Baca Juga: Jajaki Bisnis Masker, Kiat StayCool Socks Bertahan di Tengah Pandemi
Pertama kali Fira bikin tas, karena dia melihat masih jarang orang jual ecoprint di tas.
Memulai dengan sistem pre order, Fira berhasil menarik perhatian banyak orang.
Bahkan, tawaran mengikuti bazaar pun terus berdatangan, sehingga membuat bisnisnya semakin berkembang.
“Iya, ada orang yang mengajak aku untuk pameran di Jakarta. Dari situ, aku aktif ikut pameran terus,” cerita Fira.
Lantaran pesanan banyak, Fira memutuskan untuk mempekerjakan ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantu produksi agar bisa stok barang.
Soal kualitas, perempuan asal Sleman ini mengaku produknya berkualitas tinggi, dengan tetap mengandalkan kekayaan alam Indonesia.
Baca Juga: Buka Kantor di Jakarta, Aplikasi Titipku Terus Bantu UMKM Go Digital
Misalnya, daun lantung khas Bengkulu yang menghasilkan motif unik.
“Satu produk itu bisa menghabiskan waktu produksi tujuh hari,” kata Fira.
Senandung Semilir menyebut punya andalan produk dari kulit kayu lantung khas Bengkulu.
Memang sebisa mungkin, UMKM ini menggunakan bahan baku dedaunan yang ditanam sendiri, dan memprioritaskan bahan serat alami dari lokal.
Fira mematok harga pada produknya berkisar Rp300.000-Rp2 juta per buah.
Setidaknya, dia berhasil mengantongi omzet sekitar Rp50 juta per bulan.
Baca Juga: Tarik Tunai Saldo GoPay di ATM BCA Tanpa Kartu, Gratis Biaya Admin
“Kalau Lebaran, itu, pesanan semakin banyak. Soalnya, produk kami juga bisa dijadikan hampers, kan buat dikasih ke orang,” kata Fira.
Namun, jualannya tak hanya pada produk fashion saja. Fira juga sering mengadakan pelatihan untuk ecoprint secara rutin setiap bulan di Yogyakarta.
Dari kelas itu, Fira bisa meraih omzet Rp4 juta-Rp10 jutaan per bulan.
“Itu yang ikut kelas juga pernah ada yang dari luar negeri, karena jadi bagian dari pariwisata juga,” ungkap Fira.
Sayangnya, sejak pandemi, Senandung Semilir hanya menerima pelatihan private saja
“(Juga pelatihan) lewat media sosial Instagram, untuk mengedukasi orang soal ecoprint,” pungkas Fira. (*)