Kenalan dengan Diet Special Needs, Sediakan Makanan Spesial bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Jumat, 06 Mei 2022 | 12:00
Dok. Tokopedia

Founder Diet Special Needs, Difansa Rachmani

CERDASBELANJA.ID – Belum banyak yang tahu kalau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga perlu mengonsumsi makanan yang berbeda dari anak biasanya.

Pasalnya, ABK memiliki kecenderungan yang lebih tinggi terhadap alergi dan gangguan pencernaan, juga memiliki kekebalan tubuh yang berbeda. Adapun salah satu alternatif makanan yang dianjurkan untuk ABK ini, adalah diet sehat GFCF (gluten free casein free).

Selain berfungsi untuk memperbaiki pencernaan, diet ini juga terbukti dapat mengurangi gejala autis dan sikap agresif anak pada umumnya. Salah satu UMKM lokal yang menyediakan makanan khusus untuk ABK, adalah Diet Special Needs (DSN).

Founder Diet Special Needs Difansa Rachmani bercerita, inspirasi ia memulai bisnis makanan ini adalah dari anak pertama dan keduanya yang mengidap autisme.

Difa yang merupakan ibu dari empat anak ini, mendapatkan diagnosa autisme untuk anak pertama dan keduanya pada tahun 2017. Sejak saat itu, Difa mulai mencari informasi tentang bagaimana anak autisme bisa hidup dengan lebih baik karena perilakunya berbeda dengan anak lain.

“Jadi kita coba untuk terapi. Kemudian, kita berkomunikasi dengan orang tua autis yang lain dan ternyata tidak hanya terapi, mereka juga butuh diet khusus, atau makanan-makanan yang dilarang (pantangan) untuk anak autis,” ujar Difa dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu.

Jadi, dari situlah Difa mendapatkan resep makanan apa saja yang kita bisa diolah sebagai makanan ABK agar mereka tidak salah makan, lalu mengakibatkan perubahan perilaku mereka.

Awal mula produk yang Difa buat, adalah keripik yang digoreng dengan minyak kelapa. Keripik ini juga tidak menggunakan MSG dan menggunakan garam himalaya sebagai gantinya.

“Lalu, alat masaknya juga khusus, kami harus pakai kaca atau stainless steel karena ada residu dari alat masak itu yang bisa mempengaruhi perilaku anak. Kalau masuk ke dalam tubuhnya, maka akan membuat mereka jadi lebih hiperaktif dan lain sebagainya,” tutur Difa.

Baca Juga: Bisnis Lokal Dekayu, Manfaatkan Platform Digital untuk Kenalkan Produk Kerajinan dari Kayu

tokopedia.com/ummubebek
tokopedia.com/ummubebek

Biscuit Special Needs Free of Gluten Egg Sugar Margarine Santan Dairy

Kemudian, dari situ Difa selalu berdiskusi dengan sesama orang tua dan konsultan di dalam komunitas. Masing-masing orang tua, punya resep berbeda untuk anak-anaknya dan mereka sering berbagi informasi.

Berdasarkan hal tersebut, tercetuslah ide bagaimana kalau Difa dan para orang tua di dalam komunitas, membuat makanan khusus ABK untuk dijual. Pasalnya, banyak orang yang membutuhkan makanan ini, tetapi masih sangat jarang yang menjualnya.

“Jadi, saya dan beberapa orang tua dari anak autis lainnya, bergabung dan kami menjual makanan di Diet Special Needs, mulai dari situlah DSN berdiri. Kami berharap, kehadiran DSN bisa memberikan kesempatan yang sama bagi ABK atau autis, untuk mengakses produk makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelas Difa.

Secara produk, Diet Special Needs menyediakan makanan yang mirip dengan makanan biasanya. Seperti keripik kentang, keripik singkong, keripik ubi, kue bangkit sagu jahe, kue semprit, stik bombay, ada abon ayam kampung, abon sapi dan sebagainya.

Namun, semua makanan ini menggunakan bahan-bahan khusus karena di Diet Special Needs pantangannya tidak boleh menggunakan gluten dan turunannya. Selain itu, Diet Special Needs juga tidak menggunakan gula pasir, kedelai, telur, MSG dan masih banyak pantangan lainnya.

“Jadi bagaimana kami mengolah produk-produk yang biasa dikonsumsi masyarakat, tetapi dengan bahan baku yang berbeda. Contohnya saat kami membuat kue semprit. Biasanya saat membuat kue semprit menggunakan tepung terigu, tetapi karena ada pantangan, maka kami menggantinya dengan Pati Garut, gulanya juga pakai gula aren. Jadi semuanya harus higienis, sehat, dan tidak mengandung bahan alergen,” ungkap Difa.

Awalnya Difa memang membuat makanan khusus untuk anak autis, tetapi belakangan ini semakin banyak orang-orang bukan autis yang juga cocok dengan makanan Diet Special Needs.

Beberapa penderita diabetes yang tidak bisa makan gula dan menggunakan gula pengganti seperti stevia, merasa cocok dengan makanan di Diet Special Needs.

Kemudian, penderita kanker yang tidak bisa makan gluten, penderita hipertensi, dan penderita asam lambung juga cocok dengan produk-produk makanan Diet Special Needs.

Baca Juga: 3 Cara Mengembangkan Bisnis ala Kartini Masa Kini, Dijamin Bisa Sukses

tokopedia.com/ummubebek
tokopedia.com/ummubebek

Stick Bombay Seledri Non MSG - Gluten, Egg Free

Akibarnya, masyarakat yang punya toleransi terhadap beberapa bahan makanan, juga mengemari Diet Special Needs dan mengirimkan permintaan untuk membuat makanan khusus (custom) bagi mereka

“Kami juga memberikan informasi detail pada setiap produk, agar masyarakat dapat memilih makanan sesuai kebutuhannya. Jadi masing-masing orang yang punya pantangan, atau sama-sama sakit autoimun misalnya, mereka bisa memilih produk yang lebih sesuai untuk dikonsumsi,” tuturnya.

Saat ini, Diet Special Needs memiliki total 10 karyawan yang membantu membuat makanan khusus. Namun, Difa mengaku jumlah karyawan ini masih sangat jauh dari cukup.

Pasalnya, semakin banyak orang yang mengenal Diet Special Needs, maka semakin banyak pula permintaan makanan custom yang diterima.

Tidak selalu sama, kebanyakan makanan custom ini punya pantangan yang berbeda-beda, sehingga Difa dan tim harus membuat resep baru bagi mereka.

Proses trial and error ini tentu tidak berlangsung sebentar. Menurut Difa, rata-rata proses trial and error untuk menciptakan menu makanan baru membutuhkan waktu lebih dari sebulan. Sejalan dengan SDM, dana, dan peralatan dapur yang terbatas, Difa merasa cukup kesulitan menangani pesanan custom dari pelanggannya.

“Tantangan utamanya dari sisi pendanaan, apalagi karena kami masih skala UMKM, sedangkan permintaan sangat besar, jadi kami suka sedih. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menerima pesanan custom, tetapi SDM dan alat-alat masak masih terbatas,” kata Difa.

Sebagai informasi, untuk saat ini Diet Special Needs belum memiliki ahli gizi yang berdedikasi memantau makanan yang mereka jual. Namun, Diet Special Needs punya ahli gizi insidental atau freelance yang sering diajak berdiskusi.

Belakangan ini, Diet Special Needs juga sudah mulai melakukan pemeriksaan ke laboraturium untuk pengecekan nutrition fact. Meski menjual makanan dengan bahan khusus, tetapi semuanya masih memakai bahan baku lokal.

Baca Juga: Angkat Kisah Bisnis Rentique, GoPlay dan CIMB Niaga Hadirkan Cerita Kejar Mimpi Movie

“Jadi untuk resep, harga bisa lebih ditekan karena pakai produk lokal. Jika dibandingkan dengan produk luar yang punya spesifikasi mirip dengan kami, seperti gluten free, sugar free, maka produk kami lebih terjangkau memang lebih mahal daripada produk pasaran karena memang bahan bakunya khusus tapi masih terjangkau.

Difa melanjutkan, “Dari kurang lebih 200 varian produk yang dijual, produk yang paling laku itu keripik kentang kue semprit, cookies, egg drop, semprong, mi ayam, kecap khusus non kedela, sampai kaldu ayam kampung,” tutup Difa.

Editor : Yunus

Baca Lainnya