Kini Black Friday tidak lagi merujuk pada satu hari tertentu namun mengidentifikasikan periode diskon yang lebih banyak.
Durasinya bisa berbeda-beda pada setiap brand, ada yang melakukannya selama tiga hari bahkan satu bulan. Promo Black Friday juga banyak yang dimulai lebih awal, bisa lebih awal dan bahkan bertepatan dengan Thanksgiving.
Di sisi lain, konsumen juga mulai menantikan promosi tahunan ini, sama seperti diskon Natal atau Tahun Baru. Banyak orang rela mengantre berjam-jam di toko favoritnya demi mendapatkan penawaran terbaik tahun itu.
Belakangan, tren Black Friday juga merambah pada dunia belanja online.
Sejumlah brand menawarkan diskon Black Friday untuk pembelian lewat situs resmi maupun e-commerce. Kebijakan ini membuat penikmat Black Friday bukan lagi berasal dari Amerika saja namun seluruh warga dunia.
Black Friday juga kerap membuat brand atau penjual meraup keuntungan besar. Hal ini sesuai dengan kebiasaan pencatatan keuangan yang mengasumsikan kerugian sebagai tinta merah dan keuntungan dengan tinta hitam.
Antusiasme Black Friday membuat banyak perusahaan kehabisan tinta hitamnya untuk mencatat keuntungan penjualannya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Black Friday, Momen yang Dinanti Para Penggila Belanja.