CERDASBELANJA.ID – Pada masa pandemi saat ini, banyak masyarakat yang belanja produk keramik unik untuk mempercantik tampilan makanan saat disajikan.
Tidak hanya itu, banyak masyarakat yang belanja produk keramik unik karena desainnya yang bisa dipersonalisasi sesuai keinginan.
Tidak heran, meskipun pandemi melanda, tetapi tren belanja dan bisnis produk keramik tetap laris di pasaran.
Salah satu UMKM lokal yang merasakan hal ini, adalah Lumosh Fine Ceramics. Berdiri pada tahun 1992, awalnya pabrik keramik ini hanya menjual produk dalam jumlah besar.
“Namun, sering berjalannya waktu banyak produk-produk dari luar negeri, terutama dari China masuk ke Indonesia, otomatis secara harga dan kualitas pasti kami kalah saing,” ujar Raymond Tjiadi selaku Co-Founder Lumosh Fine Ceramics, Rabu (19/10).
Untuk memastikan produknya tetap bisa bertahan dan bersaing dengan produk luar negeri, pada tahun 2016 Raymond dan timnya pun mendirikan Lumosh Fine Ceramics.
Lumosh Fine Ceramics menyediakan keramik produk buatan tangan seperti cangkir, piring, teko dan lain-lain.
Lewat Lumosh Fine Ceramics, Raymond melakukan shifting dari produksi mass product menjadi produksi produk-produk yang unik dan bisa dipersonalisasi oleh konsumen.
“Jadi, konsumen bisa dapat value lebih, bukan hanya belanja produk keramik biasa, tetapi akmi ingin mengedukasinya konsumen lebih lanjut, bahwa sebenarnya produk-produk keramik ini juga bisa meningkatkan tampilanmakanan,” jelas Raymond.
Menurut Raymond, industri keramik memiliki potensi yang masih sangat besar. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, Lumosh Fine Ceramics memberdayakan ratusan pekerja, termasuk perajin keramik lokal, yang sebagian besar berasal dari Probolinggo.
Latar belakang ratusan pekerja yang kini ada di Lumosh Fine Ceramics sangat variatif, bahkan ada yang tadinya buruh pabrik dengan minim pengalaman di bidang keramik.
Baca Juga: Kandura Studio Raup Omzet Hingga Ratusan Juta dari Alat Makan Keramik
Tidak kalah menarik, sebagian besar perajin adalah perempuan dan punya tanggung jawab yang cukup krusial untuk mendesain produk agar lebih menarik.
Di sisi lain, salah satu tantangan yang dihadapi Raymond dan tim, adalah mengedukasi para konsumen bahwa produk Lumosh Fine Ceramics tidak sama satu dan yang lainnya.
Mengingat proses pembuatan keramik dilakukan secara manual menggunakan cetakan, artinya setiap produk Lumosh Fine Ceramics adalah karya unik.
Raymond menyadari inovasi produk sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut, alhasil Lumosh Fine Ceramics kini menjadi salah satu inisiator produk keramik yang menggabungkan antara produk keramik dan kayu.
Penggabungan desain produk keramik dan kayu tersebut, menjadi ciri khas dan keunikan desain produk dari Lumosh.
“Selain itu, kami juga menawarkan produk custom-made yang bisa dipersonalisasi sesuai dengan preferensi pembeli,” jelas Raymond.
Selain dengan berkolaborasi, Raymond dan tim juga memanfaatkan Tokopedia sebagai upaya untuk mendorong geliat industri keramik lokal.
“Berkat Tokopedia, Lumosh Fine Ceramics mengalami kenaikan omzet hampir 2 kali lipat, terutama selama pandemi dibandingkan dengan sebelum pandemi,” tutup Raymond.
Kehadiran Dilayani Tokopedia juga membantu Lumosh Fine Ceramics menjangkau lebih banyak pembeli, termasuk dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Sulawesi Selatan.
Tokopedia juga terus menggencarkan inisiatif Hyperlocal, salah satunya dengan menghadirkan layanan pemenuhan pesanan (fulfillment service) yang menerapkan teknologi geo-tagging, yaitu ‘Dilayani Tokopedia.’
Layanan ini, memungkinkan penjual menitipkan produk di gudang pintar Tokopedia di wilayah dengan permintaan tinggi, agar penjual tidak perlu pindah ke kota besar untuk menjangkau pasar, serta pembeli bisa mendapatkan produk tersebut dengan lebih cepat dan efisien.
“Sepanjang kuartal III 2022, ada peningkatan jumlah transaksi melalui Dilayani Tokopedia sebesar lebih dari 2 kali lipat dan kenaikan jumlah penjual yang memanfaatkan Dilayani Tokopedia lebih dari 2,5 kali lipat,” tutup External Communications Senior Lead Tokopedia, Rizky Juanita Azuz. (*)