Sebuah brandfashion berkelanjutan yang memberdayakan perempuan pengrajin dan petani rotan di Kalimantan.
Baca Juga: Penggemar Belanja Tas Bisa Kaget, Tas Hermes Ini Terjual Rp5,3 Miliar!
Setelah bergumul selama tiga hari, Yoan akhirnya memutuskan untuk kembali membuka hati.
Bersama perempuan di Kalimantan Tengah, tepatnya di Gunung Purei, Yoan melalui Handep bersama berkreasi menghasilkan produk fashion ramah lingkungan.
Seperti tas, topi, kerajinan tangan, berdasarkan pola anyaman adat Dayak yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Awalnya, Handep membina 20 penganyam, namun tahun ini sudah mencapai 350 penganyam yang dibina.
Menariknya, dalam setiap produk yang dijual, ada cerita dan profil pengrajinnya.
Handep juga beroperasi menggunakan prinsip perdagangan yang adil dengan kemitraan yang setara dengan perempuan dan petani.
“Kita ingin menjembatani antara orang-orang di pedalaman, para pengrajin, dan petani rotan dengan orang-orang di kota," ucap Yoan.
"Kita meng-encourage dan meng-empower mereka, karena selama ini mereka bekerja dengan tengkulak yang tidak peduli dengan profil mereka,” tambah Creative Director dan Co-Founder Handep ini.
Bersyukurnya, sekitar 80 persen pendapatan dari para pengayam meningkat.
Ada yang tadinya berpenghasilan Rp500.000 sebulan, kini sudah mencapai Rp3 juta. Di sisi lain, Yoan bersama teman-temannya di Handep memiliki cita-cita besar yang ingin diwujudkan.