Nah, setelah mengetahui perbedaan investasi emas dan reksa dana, saatnya kita menentukan hendak memilih yang mana.
Perencana keuangan Tejasari Asad, CFP mengatakan, jika hendak berinvestasi, maka kita harus mengenali profil risiko diri kita terlebih dahulu.
Sebagai informasi, ada tipe profil risiko yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Apabila kita ingin berinvestasi pada produk yang aman atau berisiko rendah, maka kita akan mendapat imbal hasil yang tidak besar.
Sebaliknya, jika kita ingin imbal hasil yang besar, maka risikonya juga besar.
"Setelah kita mengerti profil risiko diri kita, maka kita bisa memilih produk investasi yang tepat," ujar Tejasari dalam Kuliah WhatsApp NOVA dan AllianzDompet Aman Hidup Tenteram, Minggu (06/12/2020).
Baca Juga: Kenali Apa Itu Investasi Pintar di Shopee, Bisa Nabung Lebih Untung
Di masa pandemi ini, Tejasari menyarankan untuk memilih investasi obligasi atau reksa dana pasar uang, jika kita ingin membeli instrumen investasi yang stabil.
Namun, jika tujuannya untuk jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu tahun, pilihlah investasi emas.
"Simpan emas untuk jangka waktu lebih panjang misalnya 1 tahun, agar kita tidak rugi terpotong oleh selisih harga jualnya," jelasnya.
Sebagai gambaran, Tejasari juga menjelaskan perubahan harga emas di tahun 2020.
Tejasari mengatakan, pada Desember 2020, harga emas sudah naik 30 persen jika dibandingkan dengan bulan Maret 2020.