Follow Us

Bank DBS dan Manulife Luncurkan Asuransi Baru, MiEarly Critical Protection untuk Perlindungan Penyakit Kritis

Wulan - Sabtu, 06 November 2021 | 12:00
Bank DBS Indonesia dan Manulife luncurkan produk asuransi kesehatan terbaru.
Dok. Bank DBS

Bank DBS Indonesia dan Manulife luncurkan produk asuransi kesehatan terbaru.

CERDASBELANJA.ID – Bank DBS Indonesia bersama Manulife Indonesia meluncurkan asuransi kesehatan penyakit kritis terbaru, yaitu MiEarly Critical Protection (MiECP).

MiEarly Critical Protection (MiECP), adalah solusi perlindungan inovatif yang memberikan manfaat penyakit kritis tahap awal dan tahap akhir yang menawarkan pilihan pembayaran terbatas, serta melindungi nasabah dari 154 penyakit kritis.

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna menjelaskan, selain berjuang dengan ketidakpastian di tengah pandemi Covid-19, masyarakat senantiasa berhadapan dengan risiko penyakit kritis.

Bank DBS Indonesia sebagai bank yang selalu berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik melalui inovasi produknya, ingin agar nasabah tetap dapat menikmati hidupnya di tengah beragam risiko yang ada.

“Sejalan dengan komitmen tersebut, Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Manulife Indonesia menghadirkan solusi, terhadap penyakit kritis yang dilengkapi dengan masa perlindungan selama 20 tahun,” jelas Paulus.

Di sisi lain, President Director & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan, sejalan dengan komitmen Bank DBS Indonesia terhadap para nasabah, maka Manulife semakin memahami kebutuhan masyarakat terkait asuransi kesehatan.

Baca Juga: Banyak Asuransi Digital, Ini Dia Tren Asuransi di Masa Depan

Khususnya, perlindungan terhadap penyakit kritis dan biaya perawatan yang tidak murah. Oleh karena itu, Manulife menghadirkan MiEarly Critical Protection (MiECP) yang menyediakan perlindungan.

Mulai dari tahap awal penyakit kritis, hingga tahap akhir penyakit kritis maupun manfaat unit perawatan intensif ini.

“Dengan demikian, masyarakat lebih fokus terhadap pemulihan dan mendapatkan ketenangan pikiran,” kata Ryan.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Setidaknya 15 dari setiap 1.000 orang, atau sekitar 2.800.000 individu di Indonesia, terkena dampaknya setiap tahun.

Editor : Cerdas Belanja

Baca Lainnya

Latest