“Hal ini perlu diimplementasikan secara paralel untuk menguatkan sistem layanan kesehatan di Indonesia yang saat ini sudah sangat terbebani,” ujar Keicho dikutip dalam keterangannya, Sabtu (17/7).
Ia menambahkan, memasuki tahun kedua pandemi, AIIB akan senantiasa menyediakan pendanaan bagi anggotanya.
“Terutama untuk menyokong program tanggap darurat dan distribusi vaksinasi di seluruh wilayah,” lanjut Keicho.
Sebagai informasi, dana bantuan ini merupakan bagian dari Fasilitas Pemulihan Krisis Covid-19 AIIB yang dimulai pada tahun 2020 lalu.
Dana ini, bertujuan untuk menyediakan pendanaan bagi sektor publik dan swasta yang tengah menghadapi dampak negatif akibat pandemi.
Baca Juga: Apa Itu Pinjaman Online Tokopedia, Bisa Dapat Pinjaman Uang Instan
Ini merupakan pendanaan ketiga yang disalurkan oleh AIIB kepada pemerintah Indonesia, di bawah Fasilitas Pemulihan Krisis Covid-19, senilai total USD1,5 miliar.
Sebelumnya, Dewan Direksi AIIB telah menyetujui pinjaman senilai USD750 juta pada Mei 2020, untuk mendukung pemerintah dalam menanggulangi dampak sosial dan ekonomi dari Covid-19.
Pinjaman tersebut, disalurkan melalui perluasan program bantuan sosial terhadap masyarakat miskin dan kelompok rentan.
Ada pula pinjaman senilai USD250 juta pada Juni 2020, untuk mendukung program tanggap darurat terhadap pandemi di Indonesia.
Pemerintah Indonesia, telah menyertakan vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu intervensi utama dalam strategi nasional untuk pemulihan ekonomi.
Berdasarkan rencana cakupan dan pembelian vaksin, vaksinasi terhadap para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan menjadi prioritas utama vaksinasi.