Keteguhan dan semangatnya bisa menjadi contoh bagi banyak wanita, agar tidak menyerah dengan keadaan dan terus maju menghadapi tantangan.
Ini sejalan dengan tema Hari Perempuan Sedunia 2021 yang dirayakan tiap 8 Maret yaitu “choose to challenge” atau memilih untuk menantang.
Sebelum pandemi mulai melanda di Maret 2020, Batik Tulis Eyang Mas Ayu mampu menghasilkan omzet Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulannya.
Namun seiring pandemi, Tri Hapsari mulai mengalami kesulitan, bahkan untuk sekedar menggaji karyawan dan menopang perekonomian keluarganya.
“Dari sejak awal pandemi pendapatan dari batik mulai berkurang drastis. Bahkan saya bisa bilang pandemi ini membuat usaha batik saya oleng,” tutur Tri Hapsari.
Baca Juga: Mulai dari Pekerja, Ini Kisah Tonny Sampai Jadi Pemilik Toko Gitar RMG
Tri Hapsari pun mulai mencoba mencari jalan keluar dari permasalahan yang melilit toko batiknya ini.
Salah satu jalan keluar yang dipilih Tri untuk menyelamatkan usaha Batik Tulis Eyang Mas Ayu, adalah dengan berinovasi. Memanfaatkan media digital, Tri pun mulai memasarkan batiknya secara online.
“Pandemi bukan halangan untuk beradaptasi dan membangkitkan kembali usaha saya. Walaupun belum pulih seperti sedia kala, tapi sekarang usaha batik saya mulai bangkit,” ujar Tri.
Tri menyebut, salah satu perubahan yang ia lakukan adalah dalam cara bertransaksi. Tri Hapsari kini menggunakan OVO sebagai platform pembayaran Batik Tulis Eyang Mas Ayu.
“Sistem pemasaran dan pembayaran digital menjadi kunci untuk saya meneruskan usaha ini. Dengan menggunakan OVO sebagai alat pembayaran, ini tidak hanya memudahkan para pembeli batik tapi juga membantu untuk mengurangi penyebaran virus,” ungkapnya.