“Kalau kita memilih produk investasi yang return-nya besar (menguntungkan), maka risikonya akan tinggi karena nilainya bisa turun,” tukas Tejasari.
Artinya setiap pilihan investasi ada kelebihan dan kekurangannya.
Lantas, bagaimana baiknya berinvestasi di masa pandemi?
Tejasari menyebut, “Kalau dalam kondisi pandemi, (biasanya) kita ingin membeli produk investasi yang stabil, maka pilihlah deposito, obligasi, atau reksa dana pasar uang.”
Selain itu, bisa juga berinvestasi dalam bentuk emas.
Baca Juga: Return Tinggi, Kenali Risiko dan Keuntungan Investasi Cryptocurrency
“Kalau tertarik membeli emas, maka simpanlah untuk jangka waktu lebih panjang, misalnya 1 tahun. Hal ini agar kita tidak rugi terpotong selisih harga jualnya,” ucap Tejasari.
Terus sebelum berinvestasi, ada baiknya kita juga mengukur kemampuan dana yang ada.
Sehingga kita bisa menyisihkan besaran investasi yang idea dari penghasilan kita.
“Yang bisa kita sisihkan untuk investasi adalah minimal 10% dari penghasilan,” kata Tejasari.
Tentu, menurut Tejasari, semakin besar kita menabung akan semakin baik.
Tejasari bilang, “Jadi apabila kita mampu berinvestasi lebih besar dari 10%, maka akan sangat baik.” (*)