“Namun kadang lupa akan kesehatan keuangannya sehingga tidak memiliki dana darurat apabila terjadi situasi krisis seperti saat ini,” ujar Farah Dini Novita, Co-Founder and Vice-CEO Jouska Indonesia.
Dana darurat ini harus disisihkan setiap bulannya sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, membeli saham, dan membeli keinginan lainnya.
Ada yang beranggapan, daripada disimpan di tabungan, kan lebih baik uang kita digunakan untuk investasi.
Ya, investasi memang penting. Tapi dana darurat juga penting.
Dan dana darurat ini haruslah dana yang bisa dicairkan dengan mudah, di saat kita berada pada kondisi darurat.
Lantas, berapa banyak uang yang harus kita sisihkan untuk dana darurat?
Baca Juga: Tips Pakai Dompet Digital, Saatnya Bikin Pos Pengeluaran Bulanan
Nah, sebelum menentukan jumlah yang harus disisihkan setiap bulan untuk mempersiapkan dana darurat, kita perlu memetakan penghasilan dan pengeluaran rutin setiap bulan terlebih dulu.
Pemetaan penghasilan dan pengeluaran ini penting dilakukan agar rencana keuangan yang akan disusun sesuai dan pas dengan kebutuhan kita.
“Dana darurat setiap orang berbeda-beda karena profil risiko orang berbeda, ada yang masih single, ada yang sudah menikah, memiliki jumlah tanggungan yang berbeda,” lanjut Farah.
Kata Farah, selain itu, seberapa besar risiko pekerjaan cukup memengaruhi pengalokasian dana darurat tersebut.
Supaya lebih mudah, Farah menyarankan agar setiap orang bisa menghitung aset lancar (aset yang likuid) seperti tabungan, deposito, dan mata uang asing yang mudah dicairkan.