4 Cara Pilih P2P Lending Bagi Pendana Pemula, Bisa Jadi Passive Income

Senin, 27 Desember 2021 | 21:00
Dok. Amartha

Financial Planner Annisa Aprilia

CERDASBELANJA.ID – Para investor pasti sudah tidak asing dengan instrumen investasi Peer-to-Peer (P2P) lending.

P2P lending, adalah metode memberikan pinjaman uang kepada individu dan/atau bisnis, serta sebaliknya.

Dapat dikatakan, metode P2P lending mengajukan pinjaman untuk keperluan individu atau bisnis. Pada intinya, P2P lending akan menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam secara online.

Melalui P2P lending, setiap orang bisa memberi atau mengajukan pinjaman untuk berbagai tujuan, tanpa menggunakan jasa dari lembaga perbankan.

Adapun orang yang meminjamkan uangnya di P2P lending disebut sebagai pendana (lender). Tidak harus punya uang banyak, kita pun bisa menjadi lender di P2P lending.

Namun sebelum berinvestasi, kita perlu memahami dulu bagaimana cara pilih P2P lending yang aman. Financial Planner Annisa Aprilia, membagikan beberapa cara pilih P2P lending yang aman bagi investor pemula.

Baca Juga: Investasi Lewat Metode Pinjaman, Kenali Apa Itu Sistem P2P Lending

1. Periksa Legalitas

Cara pilih P2P lending yang aman pertama, adalah periksa legalitas platform P2P lending yang akan kita gunakan untuk berinvestasi.

Kita bisa mengecek legalitas dan izin usaha P2P lending di situs web Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK juga sering kali memberikan daftar P2P lending ilegal yang bisa dihindari.

“Untuk mempermudah saat bertanya, kini OJK sudah punya hotline call khusus yang bisa kita gunakan untuk bertanya langsung,” ujar Annisa.

2. Perhatikan TKB90 P2P Lending

Cara pilih P2P lending yang aman kedua, adalah periksa kisaran Tingkat Keberhasilan 90 (TKB90) dari platform P2P lending yang dipilih.

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara fintech P2P lending, dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam, dalam jangka waktu sampai dengan 90 hari terhitung sejak tanggal jatuh tempo. TKB90 hari dihitung dari 100% dikurangi nilai TKW90.

“Jadi TKB90 adalah salah satu indikator P2P lending, untuk memastikan pinjaman kita bisa kembali dalam waktu 90 hari sejak jatuh tempo. Mungkin ada yang terlambat bayar, tapi dalam waktu 90 hari dipastikan uangnya pasti akan kembali. Nah itu minimal banget TKB90 ada di kisaran 90% tapi banyak juga P2P lending yang punya TKB90 di atas 90%,” kata Annisa.

Baca Juga: Beri Kemudahan Pinjaman, Kenali Dulu Jenis-Jenis P2P Lending

3. Sistem Credit Scoring

Cara pilih P2P lending yang aman ketiga, adalah cari tahu sistem credit scoring dari fintech P2P lending.

Credit scoring atau penilaian kredit, adalah suatu sistem yang diterapkan oleh lembaga pembiayaan atau bank, untuk menilai kelayakan peminjam (borrower) yang mengajukan pinjaman.

Credit scoring, biasanya akan ditandai dengan rating pinjaman A, B, dan C yang menggambarkan risiko dari pengembangan dana.

Annisa mencontohnya, jika investor pemula ingin memilih peminjam dengan credit scoring yang baik, maka bisa memilih peminjam dengan rating A.

“Pasalnya, jika dilihat dari sistemnya dia tidak pernah telat bayar, atau mungkin dia membayar lebih cepat, lalu usahanya juga berkembang dengan baik. Credit scoring juga akan menjadi salah satu pertimbangan saat memberi pinjaman, jadi harus dilihat sistemnya dan pilih sesuai risk appetite-nya,” tutur Annisa.

Menurut Annisa, biasanya peminjam dengan rating credit scoring tinggi, akan menghasilkan return yang rendah. Sebaliknya, peminjam dengan rating credit scoring rendah akan menghasilkan return yang tinggi. Namun, jika ingin terhindar dari risiko, kita bisa memilih peminjam dengan credit score yang bagus.

Baca Juga: Sebelum Mulai, Ini Risiko dan Keuntungan Investasi di P2P Lending

4. Periksa Latar Belakang Bisnis

Cara pilih P2P lending yang aman keempat, adalah periksa latar belakang bisnis. Annisa menegaskan, para pemberi dana harus memeriksa informasi peminjam, latar belakang bisnis, serta perkembangan bisnisnya seperti apa.

Menurutnya, platform P2P lending yang baik akan menyediakan seluruh informasi tersebut secara jelas dan terperinci. Untuk itu, pilih platform P2P lending yang lengkap dalam memberikan informasi peminjam.

“Saya selalu menyarankan untuk memberikan pinjaman produktif. Jadi, bukan hanya mendapat return, tetapi kita juga bisa membantu orang lain untuk mengembangkan usahanya, sehingga mereka bisa dapat penghasilan dan kita juga lebih aman,” kata Annisa.

Menurutnya, jika kita sudah bisa mengerti cara kerja P2P lending, kita juga bisa mendapatkan passive income hanya dari P2P lending.

“Memang jika mau jadi passive income modal yang dikeluarkan harus besar, tetapi itu bisa disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang. Intinya, kembali lagi ke tujuan awal investasinya apa,” tutup Annisa.

Salah satu platform P2P lending yang bisa dipilih adalah Amartha. Return yang dijanjikan Amartha bisa mencapai 17,5% per tahun, setelah sebelumnya kita menyetor dana awal sebesar Rp3 juta untuk menjadi investor.

Baca Juga: Pemula Wajib Tahu, Ini Tips Berinvestasi di P2P Lending Agar Untung

Amartha juga punya tingkat TKB90 sebesar 99,8% yang memastikan uang kita aman. Tidak hanya itu, Amartha juga memberikan informasi yang lengkap terkait informasi peminjam.

Dengan demikian, kita pun bisa membuat keputusan dengan lebih berhati-hati. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya