Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bisa Bebas Belanja? Mantan Menkeu Ungkap Resesi Ekonomi Tidak Akan Terjadi di Indonesia, Ini Alasannya!

Yunus - Rabu, 12 Oktober 2022 | 15:00
Selain berhemat, menambah sumber pendapatan jadi solusi di saat kondisi ekonomi tak menentu. Apa saja?
E+

Selain berhemat, menambah sumber pendapatan jadi solusi di saat kondisi ekonomi tak menentu. Apa saja?

Baca Juga: Ini Daftar Negara Berpotensi Resesi, Indonesia di Peringkat Berapa?

"Porsi ekspor kita terhadap PDB relatif kecil dibandingkan dengan negara seperti Singapura atau Malaysia,” ungkap Chatib.

Chatib menambahkan, “Saya bisa membayangkan bahwa goncangan global akan berdampak negatif ke negara yang terkena dampak signifikan."

Menteri Keuangan periode 2013-2014 itu memperkirakan perlambatan ekonomi Indonesia kemungkinan mulai terjadi di awal 2023.

Pasalnya, pendapatan pemerintah akan berkurang akibat pelambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas.

Oleh karenanya, strategi menggunakan ekspansi fiskal dan pengetatan moneter yang bertujuan untuk menyeimbangkan kondisi internal dan eksternal.

Justru akan menjadi salah satu faktor pelambatan ekonomi Indonesia.

"Jadi implikasinya adalah kita akan melihat kontraksi fiskal pada tahun 2023,” kata Chatib.

Jadi kombinasi kontraksi baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal entah bagaimana akan memberi akan menyeret turun pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan."

Saat ditemui setelah acara, Chatib memperkirakan ekonomi Indonesia di 2023 hanya dapat tumbuh sedikit di bawah 5 persen.

"Situasinya tantangannya berat, tetapi bukan berarti kita akan mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, makanya yang terjadi perlambatan, kalau kita biasa tumbuh di 5,2 persen mungkin di 2023 kita akan tumbuh sedikit di bawah 5 persen," tuturnya.

Source :Kompas.com

Editor : Cerdas Belanja

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x