Rencana pengembangan Sumatra Bagian Selatan, sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu baranya.
Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional yang mana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang yang dapat diandalkan.
KAI akan memperbarui sistem persinyalan, serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi.
Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana, serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Melalui sarana dan prasarana yang andal maka, volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan.
Adapun pengadaan sarana KA BIAS, ditujukan sebagai dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju Bandara. KAI akan mengadakan sebanyak 4 trainset yang mana 1 trainset-nya terdiri atas 4 unit kereta.
Melalui adanya KA BIAS, KAI memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan perjalanan dari dan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Baca Juga: Cara Dapat Uang dari Investasi, Sandiaga Uno: Jangan Beli Saham Gorengan!
KA BIAS menghubungkan stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kadipiro, Solo Balapan, Purwosari, Klaten, Maguwo, Yogyakarta, Wates, dan Kedundang.
Tersedianya layanan transportasi Kereta Api terintegrasi dengan bandara yang dapat diandalkan, akan semakin memudahkan masyarakat untuk bepergian dengan mudah dan nyaman tanpa perlu melalui kemacetan di jalan raya.
Kinerja keuangan dan profitabilitas tahun 2017-2019, menunjukkan peningkatan yang stabil. Pada tahun 2020, terdapat penurunan kinerja yang diakibatkan oleh dampak pandemi.
Di tahun 2021, KAI berhasil melakukan recovery, sehingga mampu menurunkan net loss secara signifikan walaupun masih dalam situasi pandemi.
Di tahun 2021, KAI juga mampu meningkatkan kinerjanya, sehingga membukukan arus kas operasi operasi positif Rp723 miliar.