Jika ingin memenuhi keinginan ini, kita tentu perlu menghitung dan mengatur pendapatan dahulu apakah cukup untuk kebutuhan saat ini dan masa depan.
Pastikan 50% penghasilan, cukup untuk membiayai kebutuhan harian dan membayar tagihan rutin.
Kalkulasi kebutuhan dengan detail, agar saat harus melakukan pengeluaran tidak melebihi anggaran.
Jika harga barang yang sudah biasa kita gunakan mengalami kenaikan, maka kita bisa mencari substitusi produk yang harganya lebih terjangkau atau memanfaatkan promo atau diskon.
Mengenai anggaran masa depan, kita dapat dengan menyisihkan 20% dari pendapatan bersih. Hal yang termasuk dalam budget ini, adalah asuransi kesehatan dan jiwa, dana darurat, serta dana pensiun.
Idealnya, kata Ivan, kita memiliki dana darurat sekitar 5-6 kali dari pengeluaran bulanan rutin untuk keadaan darurat, seperti jika terjadi kecelakaan, duka cita, renovasi rumah, perbaikan mobil, atau jika mendadak mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sebaiknya, cukupkan dulu pos dana darurat sebelum melakukan investasi jangka panjang. Kemudian, miliki jaring pengaman finansial dari risiko yang tidak terduga.
Baca Juga: 5 Kesalahan Investasi yang Sering Dilakukan, Segera Hindari Sekarang!
Misalnya, seperti sakit atau bahkan meninggal dunia dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
Besarnya dana yang harus disiapkan untuk asuransi, akan berbeda untuk setiap orang tergantung pada usia, kondisi kesehatan, dan faktor risiko pekerjaan setiap orang.
Untuk itu, sebelum membeli asuransi kita perlu mengetahui dulu faktor risiko yang kita miliki, kebutuhan yang kita perlukan untuk masa depan, serta memastikan kemampuan finansial kita mampu memenuhi kebutuhan dan membayar premi.
Setelah memiliki jaring pengaman, langkah selanjutnya adalah menyiapkan investasi jangka panjang untuk kebutuhan masa depan keluarga. Misalnya dana pendidikan anak, membeli rumah, dan persiapan pensiun.