CERDASBELANJA.ID - Dibanding pria, perempuan sering kali dianggap sebagai individu yang lebih teliti dan diandalkan, terutama berkaitan dengan uang.
Misalnya dalam komunitas atau organisasi, biasanya wanita ditunjuk jadi bendahara.
Atau dalam rumah tangga, wajar jika istri disebut Menteri Keuangan-nya.
Baca Juga: Setahun The Power of Emak-Emak, Finansialku Gencar Edukasi Para Ibu
Namun, ketertarikan terhadap barang-barang membuat perempuan cenderung lebih sering berbelanja dibanding pria.
Apalagi perempuan dianggap lebih implusif terhadap diskon.
Belakangan terungkap penyebab perempuan hobi berbelanja.
Sudah jadi rahasia umum, kebiasaan membeli barang yang tak dibutuhkan juga dipengaruhi dorongan impuls otak.
Kenapa perempuan melakukannya? Jawaban perencanaan keuangan Finansialku, Ninet Dangirangi, CFP ini cukup mencerahkan, yaitu:
1. Perempuan Memang Suka Berbelaja.
Coba perhatikan, jika perempuan punya waktu atau uang, mereka tidak akan ragu lagi menggunakannya untuk berbelanja.
Baca Juga: 5 Cara Hadapi Tren Industri Masa Depan, Siapkan dari Sekarang
2. Sebagian Besar Perempuan Suka Mencoba Hal Baru.
Terbukti perempuan sering sekali mencari informasi dan berbagi informasi tentang produk yang dipakai.
Atau produk yang lagi nge-trend dan cenderung ingin selalu up to date.
Contohnya, mereka sering membeli beberapa potong pakaian, tas, atau sepatu agar penampilannya terlihat lebih gaya dan kekinian.
3. Self Rewards
Perempuan menganggap belanja bisa meningkatkan mood dan jadi cara untuk memberikan self rewards.
Perhatikan saja, ketika suasana hatinya buruk, perempuan lebih sering jalan-jalan, belanja, atau makan di luar. Benar, kan?
Sampai akhirnya, barang-barang tersebut menumpuk saja tanpa kita gunakan. Bahkan sering masih tersegel, lengkap dengan tag merek dan label harganya.
Baca Juga: 6 Tips Investasi Untuk Freelancer, Siap Raih Keuntungan Besar
Jika semua 3 penyebab itu terjawab, rasanya sudah saatnya kita mulai mengatur ulang skala prioritas dalam keuangan pribadi.
Kita harus lebih memahami tentang kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan dapat diartikan sebagai sesuatu yang sangat diperlukan bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Sedangkan keinginan dapat diartikan sebagai perasaan ingin memiliki sesuatu.
Tanpa memikirkan apakah mendesak atau tidak, butuh atau tidak, baik segera maupun di waktu yang akan datang.
Dilihat dari sifatnya, kebutuhan bersifat terbatas. Jika, kebutuhan sudah terpenuhi, maka harusnya sudah selesai.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Penting Ketika Diskusi Keuangan Bersama Pasangan
Sedangkan keinginan itu tidak terbatas. Setelah keinginan pertama tercapai, maka keinginan berikutnya akan bermunculan.
Karena keinginan manusia itu tidak terbatas, sedangkan kemampuan memuaskan atau mendapatkan keinginan tersebut terbatas.
Nah, jangan sampai hal ini terjadi pada keuangan pribadi kita.
Karena banyaknya keinginan dan memaksakan untuk memenuhinya, bisa jadi besar pasak daripada tiang.
Buat kita yang memiliki penghasilan sendiri, kalau income terbatas, maka membelanjakan sejumlah uang butuh pertimbangan.
Ingatlah, kerja keras yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah uang tersebut.
Baca Juga: Cara Kelola Keuangan Sebelum Beli Properti, Latihan Cicil DP Perlu
Jika kita memaksakan keinginan itu terpenuhi, bisa berujung utang, lho.
Itu akan membuat kita harus bekerja lebih keras menyelesaikannya.
Mindset apa yang harus diubah bagi perempuan biar enggak kepincut belanja terus?
Beberapa panduan di bawah ini bisa jadi tips membedakan keinginan dan kebutuhan, dalam mengatur keuangan pribadi kita.
Ketika dihadapkan pada sebuah (atau banyak) pilihan untuk membeli sesuatu, coba tanyakan pada diri kita sendiri.
Baca Juga: Cara Kelola Keuangan Sebelum Beli Properti, Latihan Cicil DP Perlu
Apakah itu merupakan keinginan atau kebutuhan? Tanyakan pada diri sendiri setiap akan memutuskan membeli sesuatu, dengan pertanyaan:
- Apakah kita membutuhkan benda itu saat ini?
- Bagaimana kalau benda itu tidak dibeli saat ini?
- Adakah benda lain sebagai penggantinya?
Jangan lupa, ulangi terus pertanyaannya setiap mau membedakan keinginan dan kebutuhan, ketika kita mengatur keuangan pribadi.
Just read them like a mantra!(*)
Meike Isa Alma Sitompul/FINANSIALKU