Bisnis jastip ini hampir mirip dengan reseller, karena para penyedia jastip biasanya menjual barang dengan sistem pre-order.
Jangka waktu pre-order pun beragam, bisa beberapa hari atau beberapa minggu tergantung kebutuhan pemilik bisnis untuk menyortir dan mengemas barang.
Para pembeli dari bisnis jastip ini, nantinya akan dikenakan biaya (fee) penitipan barang. Biayanya pun berbeda-beda, tergantung kebijakan dari penjual.
Biasanya, biaya penitipan bisa dimulai dari Rp10 ribu atau lebih, pembeli juga akan dikenakan biaya ongkos kirim atau biaya kemasan tambahan atas barang titipannya.
Nah, selisih biaya jastip inilah yang akan menjadi keuntungan dari para penjual.
Baca Juga: Apa Itu Reseller dan Cara Kerjanya? Model Bisnis dengan Modal Minim
Bisa dibilang, lahan bisnis jastip ini sangat menjanjikan. Pasalnya, bisnis jastip tidak membutuhkan modal yang besar, bahkan sebagian orang memulai bisnis jastip tanpa modal sama sekali.
Meski biaya penitipan yang harus dibayar oleh pelanggan terlihat sangat kecil, tetapi jika ada banyak orang yang rela menitip barang pada kita, maka keuntungannya bisa sangat besar.
Bisnis jastip ini juga bisa dibilang sebagai bisnis yang menyenangkan, karena kita bisa berbelanja setiap hari saat pesanan membludak.
Bisnis jastip ini cocok digunakan oleh para pelajar atau mahasiswa yang ingin memulai berbisnis tanpa modal.
Namun demikian, sebelum memulai bisnis jastip ini jangan lupa untuk melakukan riset pasar untuk mengetahui minat mereka. (*)