"Tahun lalu itu, demand di Eropa terhadap mobil listrik itu tumbuh kira-kira 137 persen," tukas Seto.
Menurut Seto, pertumbuhan industri mobil listrik di Eropa itu melebihi Tiongkok.
"Tiongkok sendiri tumbuh sekitar 12 persen, di Amerika tumbuh sekitar 4 persen," sebut Seto.
Hal menarik menurut Seto, situasi pandemi yang terjadi di semua negara tak menyurutkan ketertarikan orang terhadap industri mobil listrik.
"Pandemi ini, tapi ketertarikan pada mobil listrik justru malah meningkat," kata Seto.
Itu sebabnya, menurut Seto, di awal-awal Indonesia akan jadi base untuk ekspor lithium baterai. Meski untuk itu kita harus createddemand-nya juga.
Baca Juga: Mulai Berlaku Hari Ini, Simak Penjelasan Lengkap Tentang Pajak Pulsa
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengajukan usul kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk merelaksasi pajak pembelian mobil baru.
Agus mengatakan, insentif untuk industri otomotif melalui relaksasi pajak diperlukan lantaran industri tersebut memiliki banyak turunan.
Dengan demikian, bila kinerja industri tersebut sedikit terdongkrak, harapannya daya beli masyarakat juga bisa meningkat.
Karena masyarakat yang beli mobil selama ini dikenakan PPnBM sebesar 15-70 persen untuk kendaraan bermotor angkutan orang.
Besaran tarif disesuaikan dengan jumlah maksimal muatan setiap kendaraan, dan juga isi silinder.