Adapun stabilnya tingkat ekonomi makro akan ditandai dengan tingkat suku bunga yang rendah, tingkat inflasi yang rendah, serta kuatnya nilai tukar mata uang.
Hal ini tentu akan menarik investor karena risikonya rendah dan keuntungan yang diperoleh bisa sangat tinggi.
2. Potensi Keuntungan dan Risiko
Para investor umumnya akan menempatkan investasi mereka pada suatu instrumen investasi, apabila kemungkinan keuntungan yang didapatkan bisa sangat besar dengan waktu pengembalian yang singkat.
Dikarenakan sangat berkaitan dengan keuntungan, maka tentunya hal ini juga akan mempertimbangkan juga faktor lain seperti biaya.
Di sisi lain, investor juga mempertimbangkan jaminan atas risiko stabilitas sistem politik, hukum, pertahanan dan keamanan, serta ekonomi makro.
Baca Juga: Viral Belanja iPhone 12 di iBox Tidak Menyenangkan, Erajaya Menanggapi
3. Suku Bunga, Nilai Tukar, dan Inflasi
Investor biasanya akan menginvestasikan modalnya pada negara-negara emerging market dengan suku bunga yang rendah. Pasalnya suku bunga yang rendah mencerminkan stabilitas ekonomi makro.
Selain itu, suku bunga rendah juga mencerminkan cost of capital yang rendah pula, sehingga akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya.
Nilai tukar yang stabil juga merupakan penarik bagi investor, jadi tidak harus selalu nilai tukar yang kuat.
Inflasi yang rendah juga merupakan pencerminan dari kestabilan ekonomi makro, sehingga para investor akan menginvestasikan modalnya pada negara-negara yang inflasinya rendah.