CERDASBELANJA.ID - Belakangan heboh cerita seorang pemudik yang habiskan Rp20 juta selama seminggu pulang ke kampung halaman untuk Lebaran dan liburan.
Angka yang fantastis, bukan?
Mungkin teman-teman juga merasakan hal yang sama, meski tak sampai puluhan juta.
Tak apalah jika uang yang dipakai memang sudah disiapkan dari tabungan sejak awal.
Tapi, yang masalah jika uang yang dipakai selama liburan adalah dari hasil berutang. Inilah yang bisa bikin bahaya.
Pasalnya, memiliki utang apalagi utang konsumtif yang besar bisa membuat kacau finansial.
Bahkan, utang juga bisa menjadi sumber stres dan kecemasan.
Tentu kita enggak mau kesenangan saat liburan lenyap karena di ujungnya terjerat utang.
Lantas mesti bagaimana?
Baca Juga: Cara Belanja Offline Pakai SPaylater, Tinggal Scan Bisa Bayar Akhir Bulan
Jika sudah terlanjur berutang untuk liburan yang lalu, maka kita perlu segera mengelola utangnya agar cepat lunas dan tak membebani pikiran dan keuangan bulanan.
Jangan sampai, nih, malah jadi gali lubang tutup lubang.
Itu namanya Anda menjerumuskan diri dalam lingkaran setan.
Nah, jika teman-teman punya masalah soal utang, maka dua cara tepat untuk terbebas dari belenggu utang ini.
Catat Detail Utang
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi jumlah utang.
Tak dimungkiri kadang kita tidak mengetahui jumlah spesifik utang yang dimiliki, apalagi jika utangnya tak hanya satu.
Maka itu, hitung jumlah utang yang belum dibayar.
Bila kita memiliki utang yang sudah dibayar sebagian, hitung sisa utang yang belum dibayar.
Lalu, buat rincian jadwal pembayaran, jumlah cicilan bulanan, dan jangka waktu pembayaran yang berbeda.
Baca Juga: Cara Cek Denda BPJS Kesehatan Jika Telat Bayar Iuran via Whatsapp, Awas Numpuk Utang!
Untuk lebih memudahkan, kita bisa membuat pengingat di kalender smartphone atau aplikasi pengingat lainnya.
Dengan memiliki catatan detail akan utang ini, maka Anda akan tahu mana utang yang akan lunas dalam waktu dekat.
Analisa Kemampuan Membayar
Setelah mencatat dengan detail, lalu lanjutkan dengan menganalisa kemampuan membayar cicilan utang dari penghasilan setiap bulan.
Kurangi penghasilan ini dengan pengeluaran rutin supaya kita tahu berapa dana yang bisa disisihkan untuk membayar cicilan utang.
Jika perlu, coba tekan biaya gaya hidup untuk memprioritaskan pelunasan utang.
Setelah mengetahui kemampuan membayar, disarankan kita memprioritaskan untuk melunasi utang yang bunganya tinggi terlebih dulu.
Hal ini dimaksudkan agar Anda tidak tercekik bunga tinggi terlalu lama.
Meski begitu, bukan berarti kita boleh mengabaikan utangyang lain.
Kalau masih ada dana, segera bagi untuk lunasi utang yang lain.
Baca Juga: Indodana dan OCBP NISP Kolaborasi, Belanja Online Bisa Utang Dulu Sampai Rp25 Juta
Jika dirasa masih tak sanggup, tak ada salahnya meminta kelonggaran pada pihak yang memberikan pinjaman pada kita.
Ada dua macam kelonggaran pelunasan utang, yaitu perpanjangan waktu atau pengaturan ulang besarnya cicilan.
Tidak usah ragu meminta kelonggaran.
Apabila disetujui, kita bisa menata pembayaran utang yang disesuaikan dengan kondisi keuangan kita. (*)