Ingat, 2 Hal Ini Menentukan Sedekah Digital Kita Aman dan Terpercaya

Senin, 11 April 2022 | 17:00
iStockphoto

Ilustrasi donasi online

CERDASBELANJA.ID – Setiap momen bulan Ramadhan, banyak orang memilih melakukan sedekah, termasuk secara digital menggunakan berbagai platform.

Karena terkesan tak langsung, mungkin masih ada di antara kita yang ragu, apakah sedekah digital yang kita lakukan aman dan terpercaya?

Selain itu, apakah juga sedekah digital kita sampai kepada yang berhak.

Tenang saja, penyelenggara sedekah digital pun memiliki aturan dalam melaksanakan layanan sedekah digital.

Artinya, aturan itu bisa menentukan sedekah digital kita aman dan terpercaya.

Menurut Fara, Public Relation Manager Kitabisa, setidaknya ada dua hal yang bisa jadi acuan dalam memilih platform sedekah digital yang aman dan terpercaya.

Pertama, cek legalitas dan transparansinya.

Pengumpulan donasi di Indonesia, termasuk oleh perorangan, dikatakan legal jika sudah mengantongi izin dari Kementerian Sosial.

Beberapa syarat mendapatkan izinnya tercantum dalam Permensos Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pengumpulan Uang atau Barang (PUB).

Baca Juga: Belajar Cara Anggarkan Dana Sosial Langsung dari Perencana Keuangan

Di mana kita bisa melihat legalitas ini?

“Biasanya di situs platform donasinya tertera. Harus ada. Kalau di Kitabisa.com, dicantumkan pada kolom Tentang Kami atau About Us,” kata Fara.

Pada kolom itu ada legalitas dari Kementerian Sosial dan lainnya, juga laporan audit.

Tak hanya sekali, izin pengumpulan donasi ini dikatakan Fara wajib terus diperbaharui setiap tiga bulan sekali.

Sehingga bisa tetap menjamin keamanan para donatur.

“Kemensos baca semua laporan keuangan kita, donasi yang diterima berapa, yang disalurkan berapa,” ungkap Fara.

Proses panjang setiap tiga bulan untuk lapor dan dikirim ke Kemensos. Kemudian kalau ada yang perlu diklarifikasi, maka pasti akan diklarifikasi.

Makanya, urusan legalitas erat kaitannya dengan persoalan transparansi platform donasi digital.

Hal ini juga penting diperhatikan sebelum memilih platform berdonasi.

Baca Juga: McDonald’s Indonesia Gandeng FoodCycle Indonesia untuk Daur Ulang Surplus Makanan

Jika tidak transparan, kita patut curiga ke mana uang akan mengalir nantinya.

Sebagai contoh sistem transparan yang sederhana adalah terbukanya data akan uang donasi yang masuk dan uang yang disalurkan.

“Contohnya pada kami, orang yang berdonasi atau enggak itu bisa lihat (laporan arus uang donasinya, red.) Oh sudah dicairkan sekian, digunakan untuk A, B, C. Jadi, ada narasi dan foto-fotonya,” jelas Fara.

Yang pasti, Kitabisa akan memandu si penggalang dana untuk membuat laporan.

“Kita siapkan template-nya untuk mereka isi. Jika ada kuitansi pembayaran dari teman-teman yang sakit dan berobat pun itu akan diunggah,” tambah Fara.

Lalu yang kedua, lihat juga siapa penyelenggara atau penggalang dananya.

Ibaratnya platform sedekah digital adalah kotak amal, dan beragam label pada kotak amal itulah yang perlu kita cermati.

Kata Fara, penting untuk melihat yang menggalang dana siapa. Apakah pribadi, yayasan, atau organisasi.

Kalau di Kitabisa.com untuk yayasan di belakangnya ada label ‘org’ dan verifikasinya berlapis.

Baca Juga: Sinar Mas Land Berikan Bantuan Dana dan Pangan ke Ratusan Santri dan Yatim Piatu di Kabupaten Tangerang

“Penggalang dana pribadi juga nanti akan ada keterangannya, akun sudah terverifikasi atau akun belum terverifikasi,” kata Fara.

Jadi, ingat-ingat dua hal tadi, wajib legal dan cermati penggalang dananya.

Nah, jika sudah ada beberapa kandidat platform donasi digital pilihan, maka selanjutnya cari tahu bagaimana cara mereka bekerja.

Pilih yang sesuai dengan tujuan sedekah digital kita dan pastinya bikin nyaman di hati. (*)

Editor : Yunus

Sumber : Tabloid Nova

Baca Lainnya