CERDASBELANJA.ID – Minyak goreng, merupakan komoditas penting dalam kegiatan konsumsi masyarakat sehari-hari.
Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia masih secara dominan memproduksi minyak goreng sawit, mengikuti permintaan masyarakat yang cenderung menyukai minyak goreng sawit dibandingkan jenis minyak goreng lainnya.
Tak dapat dimungkiri, konsumsi minyak goreng sawit yang tinggi akan menghasilkan limbah minyak goreng bekas pakai, atau minyak jelantah yang besar pula.
Apabila tidak dikelola dengan baik dan dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat memicu sejumlah dampak negatif bagi lingkungan, seperti penyumbatan saluran air (drainase) yang berpotensi menjadi tempat bertumbuhnya bakteri.
Minyak akan mengalir ke sungai, berakhir di laut, dan pada akhirnya menyebabkan pencemaran air. Selain itu, jika minyak jelantah dibuang ke tanah, minyak akan menggumpal dan menutup pori-pori tanah, sehingga tanah akan mengeras dan tidak mampu melakukan penguraian secara optimal.
Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif tersebut, edukasi terkait pengelolaan minyak jelantah yang baik dan benar penting untuk dilakukan sedini mungkin. Hal ini, dapat dilakukan dengan mengelola minyak jelantah menjadi produk-produk yang bermanfaat.
Baca Juga: Dukung Penerapan BI-FAST, Bank DBS Terapkan Biaya Transfer Rp2.500
Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan dan dampak positif, Bank DBS Indonesia senantiasa mendukung permasalahan sosial di masyarakat, tak terkecuali pencemaran yang diakibatkan oleh minyak jelantah.
Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia berkolaborasi bersama wirausaha sosial Beli Jelantah dalam pengelolaan minyak jelantah.
Berikut ini adalah beberapa cara mengelola minyak jelantah, termasuk kolaborasi Bank DBS Indonesia bersama Beli Jelantah yang dapat dicoba di rumah.
1. Mengubah Jadi Sabun Batangan
Belum banyak yang tahu, ternyata kita dapat menyulap minyak jelantah menjadi sabun batangan. Kualitas sabun batangan dari minyak jelantah sendiri, tidak kalah baik dibanding sabun buatan pabrik.
Selain menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan, membuat sabun batangan dari minyak jelantah juga dapat menekan pengeluaran belanja domestik. Untuk membuat sabun batangan, siapkan minyak jelantah yang telah disaring, soda api, air, pewangi, dan pewarna makanan. Tuangkan air ke dalam wadah dan taburkan soda api ke dalam air, lalu aduk secara perlahan. Kemudian, diamkan air hingga suhunya kembali dingin.
Setelah itu, masukkan minyak jelantah sedikit demi sedikit dan aduk lagi sekitar 10-15 menit hingga bahan merata dan mengental. Tambahkan pewangi dan pewarna makanan, lalu tuang ke dalam cetakan sabun, tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian.
2. Memanfaatkan Sebagai Bahan Pembuatan Lilin Aromaterapi
Selain sabun batangan, minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri, adalah bentuk dan wangi lilin dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing.
Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah juga bisa dijual kembali. Cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah cukup mudah. Langkah pertama, dapat dilakukan dengan menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu menggunakan ampas tebu selama dua hari.
Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan. Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api. Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi pun siap mengharumkan ruangan!
3. Menyumbangkannya ke Pihak yang Tepat
Apabila tidak punya waktu untuk mendaur ulang minyak jelantah yang dihasilkan, kita bisa menyalurkannya ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali, sehingga minyak jelantah tidak terbuang sembarangan dan mencemari lingkungan.
Salah satunya adalah Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahaan biodiesel. Para pemilik minyak jelantah, dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak, lalu menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp2.000 hingga Rp4.000 per liternya.
Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak yang telah dibeli kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk selanjutnya diolah.
Baca Juga: Bank DBS Indonesia Hadirkan DBS MAX QRIS, Perkuat Layanan Digital
Biodiesel merupakan bahan bakar yang diperuntukkan bagi kendaraan bermesin diesel, terdiri atas campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak yang dapat diperoleh dari sumber terbarukan, salah satunya minyak sawit.
Meski telah memiliki instrumen kebijakan, keberlanjutan lingkungan dari biodiesel berbasis minyak sawit masih menyisakan perdebatan. Minyak jelantah dari sawit pun kemudian dijadikan alternatif untuk menciptakan biodiesel berkelanjutan.
CEO Beli Jelantah Faris Razanah Zharfan mengatakan, pada 2020 pihaknya menemukan fakta ada lebih dari 525.000 liter potensi minyak jelantah terbuang setiap bulannya di Jakarta.
Melalui Beli Jelantah, Faris telah berhasil mengumpulkan lebih dari 180.000 liter minyak jelantah yang berasal dari ratusan hotel, restoran, dan industri makanan, serta dari ribuan masyarakat di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
“Minyak ini selanjutnya diberikan kepada perusahaan biodiesel mitra yang bersertifikasi International Sustainability dan Carbon Certification (ISCC),” kata Faris.
Bank DBS Indonesia, memotivasi karyawan kami untuk turut mendukung Energi Baru Terbarukan (EBT), dengan mengumpulkan minyak jelantah dari produksi rumah tangga masing-masing.
Baca Juga: Bank DBS dan Kredivo Tingkatkan Limit Joint Financing Jadi Rp1 Triliun
Selanjutnya, minyak tersebut dibeli dan diberikan kepada perusahaan biodiesel oleh tim Beli Jelantah.
“Hal ini, selaras dengan misi kami untuk recycle more, waste less dengan mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi mengurangi sampah di Indonesia, dimulai dari hal yang sederhana,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia Mona Monika.
Mengelola minyak jelantah, merupakan cara yang bijak dalam menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan.
Tidak hanya usaha satu pihak, tetapi perlu adanya kesadaran dan aksi nyata dari seluruh lapisan masyarakat agar inisiasi ini dapat berjalan dengan baik.
Tidak ada kata terlambat untuk mulai menciptakan dampak positif. Mari kelola minyak jelantah secara bijak tanpa membuangnya sembarangan. (*)
Baca Juga: Keuntungan Pakai Kartu Kredit BNI JD.ID, Banyak Bonus Pengguna Baru