Para Investor Pemula, Kenali Jenis-jenis Investasi yang Bisa Dicoba

Selasa, 12 Oktober 2021 | 10:30
iStockphoto

Ilustrasi proses investasi

CERDASBELANJA.ID – Investasi dapat memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Ada yang mengartikan sebagai kegiatan menyimpan uang untuk meraih keuntungan.

Meski begitu, buat pemula wajib tahu bagaimana proses investasi dan berbagai risikonya. Ini karena, setiap investasi biasanya memiliki tujuan untuk menghasilkan pendapatan, serta meningkatkan nilai dari waktu ke waktu.

Investasi dapat mengacu pada mekanisme apa pun yang digunakan, untuk menghasilkan pendapatan di masa depan, termasuk obligasi, saham, properti real estat, atau bisnis lainnya.

Baca Juga: Pemula Wajib Tahu, Kenali Proses Investasi dan Berbagai Risikonya

Ada banyak jenis-jenis investasi, dengan tingkat risiko yang berbeda pula. Tidak hanya antar instrumen, investasi pada instrumen yang sama pun memiliki risiko yang bervariasi.

Tidak heran, banyak investor yang berhati-hati saat memilih instrumen investasi dan produk yang akan dibeli untuk meminimalkan kerugian.

Bagi pemula, tentu masih bingung apa saja jenis-jenis investasi yang bisa dicoba. Berikut adalah sejumlah jenis-jenis investasi yang patut kita coba!

1. Investasi Reksa Dana

Jenis investasi pertama yang bisa dicoba, adalah reksa dana. Reksa dana, adalah paket investasi yang terdiri atas berbagai aset seperti deposito, obligasi, dan saham yang dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi.

Saat membeli reksa dana, maka kita menjadi pemilik unit dan dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga unit.

Reksa dana terdiri atas 4 jenis, yaitu reksa dana pasar uang, obligasi, saham, dan campuran. Jadi, kita bisa lebih fleksibel dalam memilih jenis investasi berdasarkan jangka waktu dan profil risiko yang kita miliki.

Baca Juga: Cara Investasi Reksa Dana Pakai Koin Shopee, Bisa Lebih Untung

2. Investasi Deposito

Jenis investasi kedua yang bisa dicoba, adalah deposito. Deposito, adalah produk keuangan yang diterbitkan oleh perbankan, dengan keuntungan dan jangka waktu investasinya ditetapkan dari awal.

Misalnya, kita membeli deposito bank dalam jangka waktu 1 tahun dengan bunga 3,25%. Artinya, dana yang kita investasikan akan dikelola sebagai modal bank, serta dapat dicairkan pada tanggal jatuh tempo disertai pembayaran bunga.

Investasi deposito termasuk salah satu investasi dengan risiko yang minim. Tentunya, hal ini sejalan dengan suku bunga dan keuntungan yang dihasilkan. Semakin tinggi suku bunga yang ditawarkan, maka risiko investasi akan semakin fluktuatif.

3. Obligasi

Jenis investasi ketiga yang bisa dicoba, adalah obligasi. Bagi yang masih awam, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi, untuk memperoleh pembiayaan. Obligasi yang dikeluarkan pemerintah atau korporasi pun punya tujuan berbeda.

Mirip seperti deposito, imbal hasil (return) dan jangka waktu investasi obligasi sudah ditetapkan dari awal. Misalnya, obligasi pemerintah seri ORI020 memiliki kupon 4,95% per tahun dengan jangka waktu 3 tahun.

Lalu, pada umumnya obligasi memiliki jangka waktu lebih panjang dan melakukan pembayaran keuntungan secara rutin dari setiap bulan, per 6 bulan, atau tahunan.

Baca Juga: Kenali Apa Itu Value investing, Strategi Investasi Penting dalam Saham

4. Saham

Jenis investasi keempat yang bisa dicoba, adalah saham. Ini merupakan salah satu instrumen investasi dengan risiko tinggi. Pasalnya, harga saham akan dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal. Jadi, tidak heran jika harganya sangat fluktuatif.

Pada saat membeli saham, kita terdaftar secara resmi sebagai pemilik sah atas suatu perusahaan. Saat ini, terdapat lebih dari 700 perusahaan tercatat yang sahamnya dapat diperjualbelikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lalu, kita dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain) dan pembagian keuntungan perusahaan (dividen).

5. Emas

Jenis investasi kelima yang bisa dicoba, adalah emas. Biasanya orang membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan.

Baca Juga: Cara Investasi Emas untuk Pemula, Perhatikan 5 Hal Penting Ini

Alasannya karena harga emas cenderung naik saat terjadi inflasi, krisis, atau gejolak ekonomi. Lalu, kita dapat memperoleh keuntungan dari selisih kenaikan harga beli dan jual.

Tidak heran, jika emas jadi salah satu instrumen investasi safe haven atau aman. Jika ingin berinvestasi emas, kita bisa coba membeli emas murni alih-alih emas perhiasan. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya