Hai Gen Z, Ini 4 Nasihat Keuangan dari Para Perencana Keuangan

Selasa, 02 Februari 2021 | 18:00
Kompas.com

Gen Z, Simak 4 Nasihat Keuangan dari Para Financial Planner

CERDASBELANJA.ID – Generation Z atau Gen Z merupakan orang-orang yang lahir antara tahun 1997 sampai dengan 2012. Saat ini, para Gen Z rata-rata berusia 9-24 tahun.

Masa-masa yang dialami olah para Gen Z ini, merupakan masa yang menyenangkan. Pasalnya, kita termasuk masih cukup muda untuk bersenang-senang tetapi cukup tua untuk membuat keputusan sendiri. Namun, umur ini memiliki risiko besar, khususnya di dalam hal keuangan.

Keputusan yang kita buat di usia 20-an, dapat mengarahkan kita untuk membangun kekayaan jangka panjang, ataupun mengarahkan kita pada utang yang besar.

Baca Juga: Finansial Pernah Tak Aman, Ini Cara Rinni Wulandari Atur Keuangan

Perbedaan keputusan ini, bisa berasal dari literasi keuangan yang kita miliki. Sesuatu yang tidak selalu diajarkan saat di sekolah.

Alternatif lain untuk membangun literasi keuangan adalah dengan memainta bantuan perencana keuangan. Namun, meskipun kita belum siap dan memiliki budget lebih untuk mempekerjakan seorang perencana keuangan, bukan berarti kita tidak bisa mendapatkan keuntungan dari nasihat mereka.

Mengutip dari Business Insider, berikut adalah beberapa nasihat keuangan dari para perencana keuangan untuk para Gen Z.

1. Waspadai Utang Berbunga Tinggi

Perencana keuangan dari Gen Y Planning Sophia Bera mengatakan, nasihat penting yang perlu diberikan kepada Gen Z adalah mewaspadai terhadap penggunaan kartu kredit. Tidak hanya itu, kita juga perlu mewaspadai utang berbunga tinggi lainnya.

“Menurut saya, saat ini penggunaan kredit sangatlah mudah. Para Gen Z tumbuh di era penggunaan kartu kredit, mereka juga sering kali melihat orang tua mereka menggunakan kartu kredit. Ini bisa terasa seperti menggunakan uang palsu,” kata Bera.

Tidak hanya itu, peningkatan penggunaan opsi pembayaran digital seperti Venmo, Apple Pay, atau Samsung Pay dapat membuat pengeluaran uang menjadi lebih mudah. Pasalnya transaksi dapat dilakukan dalam waktu sepersekian detik hanya dengan mengeklik tombol.

Baca Juga: Tips Atur Keuangan ala Susan Bachtiar: Hindari Stres di Luar Negeri

Bera mengatakan, membangun kebiasaan keuangan yang baik sejak dini adalah kunci utama. Kebiasaan ini bisa dimulai dengan terbiasa mencatat berapa banyak uang yang kita hasilkan dan belanjakan.

Bera merekomendasikan kita untuk bisa memanfaatkan aplikasi pencatat keuangan yang gratis dan bisa melacak keuangan kita.

Termasuk uang yang masuk dan keluar, untuk membantu kita mengeluarkan uang sesuai kemampuan kita dan menghindari utang.

2. Manfaatkan Compound interest

Compound interest bisa menjadi sahabat atau musuh kita. Compound interest adalah konsep yang sering kali disebut sebagai bunga majemuk, bunga-berbunga, atau bunga mengganda.

Compound interest bisa diartikan sebagai peningkatan nilai investasi dalam bentuk bunga yang dihitung dari jumlah nilai pokok ditambah dengan bunga yang telah diperoleh sebelumnya.

Melalui compound interest, pembayaran bunga terus ditambahkan ke pokok simpanan dan pokok yang sudah ditambahkan ini akan terus mendapatkan bunga. Artinya, bunga yang dibayarkan tidak hanya berasal dari jumlah dana pokok, tetapi juga bunga yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Inilah yang kemudian dinamakan bunga majemuk.

Baca Juga: Rilis Bisnis di Tengah Pandemi, Begini Cara Lesti Kejora Atur Keuangan

Compound interest memang bisa membantu tabungan atau investasi kita bertambah seiring berjalannya waktu. Apalagi uang yang kita simpan atau investasikan akan terus menghasilkan bunga. Namun di sisi lain, compounding bisa merugikan jika kita memiliki utang. Adanya compounding utang kita akan terus bertambah setiap bulannya dan membuat utang kita menumpuk.

Jadi, kita perlu untuk menyimpan uang selagi kita masih muda. Baik itu di rekening tabungan maupun rekening investasi dengan imbal hasil tinggi. Terus tambahkan uang di dalam tabungan atau investasi sepanjang kita masih bekerja, dan biarkan keajaiban compound interest bekerja.

“Saat kita masih muda, ini bukan tentang seberapa banyak uang yang kita tabung. Namun, ini tentang aktivitas yang dilakukan dan kondisi di pasar. Semakin cepat kita memiliki rencana tabungan, maka akan semakin banyak hasil yang akan didapatkan pada saat kita sudah tua,” ujar Bera.

3. Menabung Untuk Pensiun Sejak Punya Pekerjaan Pertama

Bera menjelaskan, bahwa Gen Z perlu menabung untuk dana pensiun sejak sedini mungkin, bahkan sejak kita mendapatkan pekerjaan pertama kita. Ada empat keuntungan yang bisa dirasakan saat kita menabung dana pensiun lebih awal. Di antaranya adalah kita tidak akan merasakan panasnya pemotongan penghasilan, dana pensiun bisa berperan sebagai dana investasi awal kita, bisa menyimpan banyak uang, bisa mendapatkan banyak keuntungan dari penyimpanan jangka panjang.

“Jika tidak menyimpan dana pensiun sedini mungkin, kita akan kehilangan uang gratis. Apalagi, tidak banyak peluang dalam hidup untuk mendapatkan uang gratis demi bekal di hari tua. Jadi kita perlu memanfaatkan itu semua,” ujar Bera.

Di dalam pengalamannya, Bera mengatakan kesalahan utama yang kerap menghalangi Gen Z dalam berinvestasi adalah mereka tidak yakin berapa lama mereka akan bekerja. Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang finansial juga menghalangi Gen Z untuk berinvestasi sedini mungkin.

Baca Juga: Tips Atur Keuangan ala Atta Halilintar, Harus Punya Banyak Rekening

4. Bertukar Pikiran dengan Orang tua

Ini mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya sangat penting dan krusial. Di dalam kebanyakan kasus, kata Bera, tidak ada yang lebih memikirkan kepentingan kita selain orang tua kita. Sering kali kita tidak meminta nasihat dari orang tua karena merasa sudah mengetahui segalanya, tetapi mungkin saja mereka memiliki beberapa nasihat finansial yang bisa dibagikan.

“Sering kali kita merasa topik mengenai uang adalah hal yang tebu, tetapi orang tua kita sebenarnya memiliki petunjuk yang baik dan beberapa pelajaran yang bisa dipetik mengenai finansial,” ujar Shala Walker, perencana keuangan dari Stavis & Cohen Financial.

Jika orang tua kita memiliki perencana keuangan pribadi, maka kita bisa meminta untuk ikut dalam konsultasi yang dijadwalkan. Semakin banyak kita belajar sejak dini, maka akan sedikit sedikit kesalahan yang mungkin akan kita buat. Hasilnya, kita bisa memaksimalkan uang kita. (*)

Editor : Yunus

Sumber : Business Insider

Baca Lainnya