Merambah Franchise, Sour Sally Group Siap Hadapi Market Balas Dendam

Kamis, 28 Januari 2021 | 21:30
instagram.com/soursallycoid/

Mulai Merambah ke Franchise, Intip Perjalanan Bisnis Sour Sally Group

CERDASBELANJA.ID – Di masa pandemi ini, bisnis waralaba (franchise) mulai digemari oleh mitra Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selain bisa menambah penghasilan, bisnis waralaba bisa membantu para UMKM untuk belajar mengelola bisnis.

Adapun salah satu bisnis yang membuka kesempatan untuk waralaba adalah Sour Sally Group, sekaligus bersiap menghadapi apa yang disebut market balas dendam.

Baca Juga: Banyak Peminat Saat Pandemi, Ini Peluang Manis Bisnis Franchise

Founder dan CEO Sour Sally Group Donny Pramono Ie mengatakan, saat awal Sour Sally Group didirikan pada 15 Mei 2008, Donny belum berpikir akan membuka kesempatan untuk waralaba bisnisnya.

Pasalnya, pada dua tahun pertama Sour Sally mulai buka, bisnis ini berhasil booming dan sukses. Kondisi ini pun bertahan sampai dengan 2 tahun setelahnya.

Namun demikian setelah memasuki tahun ketiga, bisnis Sour Sally pun mulai melambat dan mengalami penurunan pendapatan. Sampai akhirnya, bisnis frozen yoghurt Sour Sally ini mengalami krisis pertamanya di tahun 2012.

“Jadi saya harus melakukan inovasi, akhirnya tahun 2014 Sour Sally bangkit dan mulai saat itu kita sudah mulai belajar dari pengalaman. Akhirnya kita mulai berani untuk mem-franchise-kan bisnis kita,” ujar Donny di dalam diskusi virtual yang dikutip, Kamis (28/1).

Setelah membuka kesempatan waralaba, Sour Sally Group kemudian membuat inovasi dengan meluncurkan brand-brand selanjutnya.

Di antaranya adalah Gulu-Gulu, minuman Fi:ka, serta Wowteg. Tidak hanya itu, Sour Sally Group juga melakukan joint venture (JV) atau perjanjian bisnis dua atau lebih pihak untuk mencapai tujuan tertentu, dengan beberapa pengusaha FnB lainnya.

Baca Juga: Siap Bisnis Kuliner? Gofood Prediksi Menu yang Bakal Laris Tahun Ini

Adapun bisnis JV yang dijalin oleh Sour Sally Group adalah dengan Selera Kapital, Manies, Jus n Shake, serta Ayam Pusbad.

Donny mengatakan, pada awalnya Sour Sally Group didirikan oleh passion.

“Saya itu sering makan frozen yoghurt, sering sekali saya mengonsumsi yoghurt seminggu bisa 3 sampai 4 kali di salah satu café favorit waktu saya kuliah di luar negeri saat itu,” paparnya.

Selanjutnya, pada saat hari kelulusan tiba, orangtua Donny mengunjungi café yoghurt tersebut.

Saat melihat kafe tersebut ramai pengunjung, Donny bersama dengan orangtuanya mulai berbincang-bincang terkait dengan ide bisnis frozen yoghurt, dan kemudian direalisasikan sampai dengan sekarang.

Jadi, ide bisnis Sour Sally ini memang berangkat dari passion Donny yang menyukai frozen yoghurt.

Baca Juga: Pernah Rugi Miliaran, Teuku Wisnu Kini Berhasil Bangun Kerajaan Bisnis

Namun, meskipun Sour Sally Group memiliki banyak franchise, tetapi bisnis ini pun ikut terdampak dari adanya pandemi.

Donny menjelaskan, dikarenakan 80% sampai 90% outlet Sour Sally Group berada di dalam mall, maka ketika ada kebijakan PSBB dan mall tutup, bisnis Sour Sally juga terkenda dampaknya.

Sama halnya pada saat ada sedikit pelonggaran PSBB, di mana mall boleh beroperasi sampai jam 7 malam saja.

Dikarenakan pasar bisnis menurun, Donny mengatakan penjualan dari Sour Sally Group sempat berkurang sampai dengan setengahnya.

“Tantangannya ada di situ, tetapi ketika ada kesempatan mall-nya mulai dibuka, mulai ramai lagi, maka omzetnya mulai naik lagi,” ungkapnya.

Donny percaya, pada tahun 2021 ini akan ada “market balas dendam”. Di mana, orang-orang yang sudah lama tidak berbelanja, ketika ada kesempatan maka mereka akan berbelanja secara impulsif.

Baca Juga: 5 Ide Bisnis yang Bisa Bikin Jadi Crazy Rich, Tekuni dari Sekarang!

“Ketika nanti situasi Covid-19 sudah mulai mereda dan ekonomi sudah mulai membaik, market balas dendam ini mudah-mudahan akan kembali meningkatkan semua penjualan-penjualan di brand-brand kami,” papar Donny.

Di sisi lain, Donny menjelaskan pihaknya juga sedang membangun sebuah inovasi terbaru di tahun 2021 ini.

Inovasi yang dilakukan adalah dengan membangun sebuah cloud kitchen, di mana pelanggan bisa berbelanja produk Sour Sally Group dengan metode drive-thru.

Nantinya, di dalam cloud kitchen atau dapur virtual ini akan ada 7 brand naungan Sour Sally Group. Di antaranya adalah Sour Sally, Gulu-Gulu, Fi:Ka, Wowteg, Manies, Jus n Shake, serta Ayam Pusbad.

Kabarnya, cloud kitchen Sour Sally Group ini akan berlokasi di Gunung Sahari dan akan melakukan grand opening pada Februari 2021 mendatang.

Adapun ide cloud kitchen ini muncul atas keadaan pandemi yang serba tidak pasti dan rawan akan penyakit.

Baca Juga: Digitalisasi, KoinWorks Ungkap 3 Tantangan UMKM dalam Bisnis Digital

Melalui inovasi cloud kitchen, sekarang pelanggan tidak perlu kesulitan untuk memesan makanan. Pasalnya, semua bisa dipesan di satu tempat yang sama, menggunakan sistem drive-thru, mengadopsi berbagai pembayaran digital, serta bebas dari kerumunan.

“Jadi benar-benar cashless dan contactless. Apalagi tidak perlu turun dari mobil dan bisa langsung makan makanan favorit yang ada di brand Sour Sally Group. Jadi itu salah satu gebrakan yang kita lakukan,” kata Donny. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya