Ini Rekomendasi Pilihan Investasi di Masa Resesi, Mana yang Aman?

Jumat, 08 Januari 2021 | 13:00
iStockphoto

Rekomendasi Pilihan Investasi untuk Masa Resesi Pandemi Corona, Mana yang Aman?

NOVA.id - Investasi saat resesi memang tawaran yang “mengerikan” buat sebagian orang, terlebih bagi kita si pemula.

Tapi, tenang dulu, jangan langsung menolak, karena kalau ikutan investasi, kemungkinan untung ada kok.

Namun, sebelum memulai investasi lebih baik kita pastikan dulu kalau dana darurat dan tabungan udah aman.

Baca Juga: Investasi Saham Vs Reksa Dana Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Lalu, list aset-aset yang kita punya, siapa tahu bisa dijual bila memang tidak dibutuhkan.

Misalnya, Anda punya dua motor, motor pertama sudah lama tidak dipakai, ya buat apa ditaro di garasi. Lebih baik motor itu kita jual saja buat investasi.

Bila dana sudah ada, Finansial planner, Annisa Stevani menyarankan investasilah sesuai dengan tujuan dan kemampuan kita.

Baca Juga: Melimpah Cashback, Ini Cara Gampang Belanja Hemat Pakai Shopback

Bila tujuan kita untuk dana pendidikan anak, maka kita harus tahu dulu keuntungan yang didapat seperti apa.

“Tapi, kalau misalnya ibu cuma butuh dana pendidikan untuk tiga tahun mendatang, lebih baik uangnya ditabung atau masukin ke dana darurat. Soalnya, kalau waktunya cuman dua atau tiga tahun, itu ada produk yang enggak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo,” jelas Annisa.

Tapi tenang saja, bila Anda punya aset menguntung, ya kita bisa menjualnya untuk jadi modal investasi.

Sebab, kalau kata Annisa, kita cukup mengalokasikan dana sekitar 10% saja dari pendapatan bila pengin investasi.

Baca Juga: Anak Sultan, Al dan Dul Habiskan Rp100 Juta Sekali Belanja hingga Buat Maia Estianty Pusing dan Ngadu ke Irwan Mussry: Daddy Gimana sih Ketawa-Ketawa aja!

Minim Risiko

Nah, kalau memang pengin investasi, kita bisa memilih produk jangka panjang dengan minim risiko.

Hal ini tentu saja aman bagi kita yang masih baru kenal investasi, karena tidak terlalu rumit untuk mengurusnya dan bisa dimulai dari yang paling kecil.

“Pertama, kita bisa pakai produk deposito. Deposito ini terbilang mudah dan aman ya, buat kita pemula. Risikonya juga minim. Walaupun, ya, paling kita dapat untung dari deposito itu enggak banyak, rata-rata suku bunga hanya 5% saja,” jelas Annisa.

Baca Juga: Anak Sultan, Al dan Dul Habiskan Rp100 Juta Sekali Belanja hingga Buat Maia Estianty Pusing dan Ngadu ke Irwan Mussry: Daddy Gimana sih Ketawa-Ketawa aja!

Selain deposito, kita juga bisa mempertimbangkan untuk investasi di reksa dana pasar uang (RKPU).

Sebab, RKPU ini bisa memberikan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan deposito.

“Reksa dana pasar uang itu lebih aman, dibandingkan saham ya. Karena, suku bunga bisa mencapai 7%, lebih tinggi dari deposito. Reksa dana juga mudah dicairkan. Sekarang bisa satu hari, lho. Kalau ada kebutuhan mendesak bisa dipakai,” pungkas Annisa.

Baca Juga: Waspada Virus, Ini Tips Aman Belanja di Pasar Selama Pandemi

Tapi, bagi yang tertarik dengan investasi emas, Annisa menyarankan untuk berpikir kembali.

Bila kita pengin membeli emas di era new normal ini, kita tentu hanya bisa beli sedikit gram emas, karena harga emas yang sedang melambung tinggi.

Tapi, ya, harga emas sekarang itu beda lho, dengan beberapa tahun mendatang.

“Emas itu kan mengikuti fluktuasi saham dan pergerakan emas dunia ya. Saham sekarang turun, emas naik. Itu sekarang, kita belum tahu dengan beberapa tahun mendatang. Jadi, emas ini saya sebutnya cuman sebagai penjaga nilai rupiah. Karena tidak bergantung dengan suku bunga, bergantung nilai emas pada saat jual nanti,” jelasnya.

Baca Juga: Jualan Hand Sanitizier Unik Bisa Raih Omzet Sampai Ratusan Juta

Saham dan Obligasi

Era new normal ini memang membuat beberapa investasi mengalami penurunan nilai, salah satunya saham.

Sebab itu, orang sekarang lagi ramai membeli saham, karena harga yang terbilang murah dengan untung menggiurkan.

Menurut Rudyanto sebagai Praktisi Reksa Dana dan Direktur PT Panin Asset Management menjelaskan kalau investasi saham memiliki nilai keuntungan tinggi dibandingkan produk investasi lainnya.

Baca Juga: Waspada Virus, Ini Tips Aman Belanja di Pasar Selama Pandemi

Saham bisa menguntungkan sampai 80%, bila memang kita memberikan saham ke perusahaan yang tepat.

“Saham menggiurkan sekali di masa sekarang, tapi ingat saham itu risikonya besar. Kita berpotensi kehilangan uang kalau perusahaan bangkrut atau pendatapatan merosot. Cuman, ya, untung dari main saham itu besar,” jelas Rudyanto.

Nah, selain saham, ada juga obligasi ritel negara yang juga lagi booming.

Baca Juga: Mau Pinjam Modal Usaha Lewat Fintech? Ini Langkah Lengkap Pengajuannya

Yups, tahun lalu pemerintah meluncurkan obligasi ritel negara seri ORI017 yang menjanjikan return sebesar 6,4 persen per tahun.

Tak hanya itu, biaya pajak untuk obligasi juga lebih rendah dibandingkan deposito yakni hanya 15 persen.

Bila memang sewaktu-waktu butuh, kita bisa menjual ORI017 di pasar sekunder.

Baca Juga: Kenali Apa Itu Kakeibo, Sebuah Teknik Menabung Tradisional ala Jepang

Jadi, pada saat harga jual lebih tinggi, kita bisa dapat keuntungan berupa capital gain. Capital gain ini merupakan keuntungan selisih harga beli dan harga jual investasi.

Editor : Yunus

Baca Lainnya