3 Strategi Bisnis OYO Setelah Pandemi, Gencarkan Belanja Wisatawan Lokal

Senin, 14 November 2022 | 20:15
Dok. OYO

Catat beragam strategi bisnis OYO pascapandemi untuk mendorong kebiasaan belanja wisatawan.

CERDASBELANJA.ID – Pada masa setelah pandemi ini, beragam bisnis mulai kembali gencar memaksimalkan potensi belanja konsumen, seperti halnya yang dilakukan OYO.

Setelah mengalami pasang surut industri pariwisata akibat pandemi, OYO terus berkomitmen untuk meningkatkan belanja akomodasi para wisatawan lokal.

Tentunya, untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan belanja wisatawan dibutuhkan banyak strategi khusus.

Setelah empat tahun kehadirannya di Indonesia, OYO berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif sebesar 15 kali lipat, serta menarik lebih dari 13 juta pelanggan.

Hingga Oktober 2022, tercatat secara total OYO telah memiliki lebih dari 3.400 properti dan 48.000 kamar di lebih dari 160 kota seluruh Indonesia.

Capaian tersebut didukung oleh dua hal utama, yaitu adopsi layanan berbasis digital bagi pelanggan ataupun mitra bisnis, serta kolaborasi dengan mitra penginapan untuk bersama-sama melewati tantangan industri.

Country Head OYO Indonesia Agus Hartono Wijaya mengungkapkan, empat tahun perjalanan OYO dalam mengembangkan bisnis bukanlah hal yang mudah. Terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, khususnya di awal masa pandemi kemarin.

Namun, OYO tetap optimistis dan terus bergerak agar dapat bertahan dan menjadi pemimpin industri perhotelan di Indonesia, dengan menghadirkan berbagai inisiatif untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan dan mitra bisnis penginapan.

“Lewat inisiatif yang berfokus pada adopsi teknologi, kami berhasil meningkatkan pertumbuhan bisnis secara positif,” ujar Agus dalam keterangannya, dikutip Senin (14/11).

Kini, minat masyarakat untuk bepergian pun kian meningkat seiring dengan perkembangan pandemi yang semakin kondusif. Hal ini, tecermin dari sektor pariwisata yang menunjukkan tren positif, berdasarkan data dari BPS terdapat kenaikan tingkat hunian kamar hotel selama September 2022 menjadi 50,02%.

Kondisi ini, juga menjadi momentum bagi pelaku industri perhotelan, untuk turut kembali menggairahkan sektor pariwisata. Terlebih lagi, dalam transisi pandemi menuju pascapandemi tren pariwisata bagi para pelancong akan mengalami perkembangan dengan berfokus pada pariwisata berkelanjutan, tren kerja hybrid, serta pariwisata olahraga.

Baca Juga: Promo 17 Agustusan di OYO, Sambut Kemerdekaan Ada Diskon Merdeka 60%

Guna turut menggairahkan kembali sektor pariwisata, OYO menyiapkan tiga strategi untuk menavigasi momentum pemulihan industri pariwisata dan perhotelan pascapandemi, serta memperkuat kembali fundamental bisnis OYO akibat dampak pandemi. Adapun ketiga strategi OYO di masa pascapandemi, yakni sebagai berikut.

1. Memaksimalkan Potensi Pasar Lokal

Mengingat minat masyarakat Indonesia untuk berwisata semakin meningkat seiring dengan tren pariwisata saat ini, memberikan potensi bagi OYO untuk meningkatkan hunian dan memperluas jangkauan pasar lokal.

Oleh karena itu, OYO mendorong para mitra bisnis penginapan untuk melakukan pemasaran melalui berbagai saluran digital aplikasi OYO, Agen Perjalanan Online (OTA), standardisasi fasilitas dan layanan mitra bisnis, serta memperkuat integrasi teknologi ke dalam manajemen operasional.

2. Gencar Inovasi Berdasarkan Kebutuhan Pasar

Untuk memenuhi kebutuhan pasar di masa pasca pandemi, OYO melihat inovasi teknologi sebagai strategi utama.

Melalui teknologi imersif, OYO akan memberikan pengalaman dengan nilai tambah bagi pelanggan dari awal pemesanan kamar, hingga pelanggan meninggalkan penginapan.

3. Memperkuat Kolaborasi dengan Stakeholder Industri Pariwisata dan Perhotelan

Di dalam membangkitkan industri pariwisata dan perhotelan, OYO tidak dapat berjalan sendirian. OYO melihat, kolaborasi menjadi kunci utama dalam meningkatkan potensi pariwisata, khususnya pariwisata lokal.

Proses digitalisasi pariwisata domestik ini, didukung oleh sistem yang membantu mitra bisnis penginapan di wilayah-wilayah kecil untuk mengelola bisnis mereka secara efisien melalui sistem teknologi OYO.

Empat tahun beroperasi, Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi OYO secara global Lebih lanjut, tiga strategi OYO memperkuat pasar Indonesia menunjukkan komitmen OYO terhadap Indonesia,yang merupakan salah satu pasar prioritas bagi OYO secara global.

Global CBO & CEO SEAME of OYO Ankit Tandon menjelaskan, di tahun keempat beroperasi, Indonesia tetap menjadi pasar penting bagi OYO Global. Sebagai salah satu alasannya, Indonesia adalah salah satu pasar yang paling matang dalam hal skala dan unit ekonomi.

Oleh karena itu, OYO percaya bahwa Indonesia memiliki potensi dan proposisi yang unik bagi OYO. Meski pandemi memberikan berbagai dampak negatif, OYO Indonesia telah membuktikan pertumbuhan bisnisnya, dengan menunjukkan peningkatan permintaan pelanggan yang mencapai 110% sejak pandemi.

“Melalui pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, terutama dalam kondisi yang tidak terduga selama pandemi, OYO Indonesia telah berhasil memosisikan diri sebagai salah satu dari empat pasar prioritas utama OYO global yakni India, Indonesia, Malaysia, dan Eropa,” kata Tandon.

Baca Juga: Cara Menginap Gratis di OYO, Cukup Ikut Share Link Refferal ke Teman

Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat telah memainkan peran penting dalam mendorong pemulihan industri pariwisata, khususnya teknologi digital dalam pemesanan tiket/hotel/atraksi dan membantu mengelola operasional bisnis penginapan setiap harinya secara end-to-end dan efisien.

Di dalam memperkuat posisi OYO di industri pariwisata dan perhotelan Indonesia, OYO terus berupaya untuk berikan teknologi yang imersif dan berkontribusi dalam memenuhi target pemerintah.

Salah satunya, target untuk memiliki 1,2 hingga 1,5 juta perjalanan domestik di 2023, terlebih lagi hari libur nasional telah diumumkan.

Lebih lanjut, selama masa transisi pandemi menuju pascapandemi, OYO melihat adanya pergeseran tren wisatawan dalam hal menginap.

Sebelum pandemi, wisatawan rata-rata menginap selama 1-3 hari per pemesanan. Namun, selama masa pandemi, wisatawan lebih memilih durasi menginap yang panjang sekitar 5-7 hari. Kini, ketika memasuki masa transisi pascapandemi, tren kembali normal dengan durasi menginap selama 1-3 hari.

“OYO akan terus fokus pada potensi pasar dengan memaksimalkan pertumbuhan portofolio, inovasi teknologi, dan meningkatkan kesadaran akan pilihan perjalanan domestik, dengan tetap menjaga pilihan akomodasi OYO agar selalu dapat diakses oleh pelanggan di mana dan kapan pun,” tutup Agus. (*)

Tag

Editor : Yunus