CERDASBELANJA.ID – Kondisi pandemi beberapa waktu lalu, membuat banyak pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bertransformasi dengan masuk ke layanan digital, untuk menarik minat belanja konsumen dengan cakupan lebih luas.
Salah satu platform digital yang memfasilitasi usaha UMKM lokal dalam menjangkau dan menarik minat belanja konsumen lebih luas, adalah Gojek melalui layanan GoFood.
Lewat GoFood, pelaku UMKM lokal yang menjual produk makanan bisa menjangkau konsumen di berbagai wilayah dan menarik minat belanja mereka dengan lebih mudah.
GoFood adalah layanan pesan antar makanan dari Gojek yang telah bekerja sama dengan lebih dari 1,4 juta mitra usaha GoFood.
Banyaknya konsumen usaha yang menggunakan Gojek, didukung oleh data survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) 2022. Berdasarkan survei tersebut, diketahui bahwa 59,13% pengguna memanfaatkan aplikasi Gojek untuk mobilitasnya.
Tidak heran jika GoFood juga ikut populer di kalangan konsumen. Ini juga terlihat dari laporan survei The Habit of Online Food Delivery 2022 dari Jakpat, GoFood menjadi layanan yang paling populer digunakan pengguna.
Sebanyak 61% responden menyatakan, mereka rutin menggunakan GoFood untuk memesan makanan dalam 3 bulan terakhir.
Adapun beberapa alasan pengguna dalam memilih GoFood, adalah karena banyak diskon dan promo yang diberikan, kemudahan menggunakan aplikasi, harga makanan yang lebih murah, banyak pilihan restoran, sampai kecepatan pengiriman.
Direktur/Head of Food & Indonesia Sales & Ops PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Catherine Hindra Sutjahyo menjelaskan, pihaknya tidak hanya ingin menjembatani akses bagi pelanggan untuk bertemu dengan mitra kuliner, tetapi GoFood juga punya keinginan besar melihat mitra UMKM bisa mengembangkan usaha mereka.
“Untuk itulah GoFood hadir dengan berbagai inovasi dan inisiatif bagi mitra kuliner kami,” ujar Catherine dalam paparan eBook Sajian Cita Rasa GoFood: Tren dan Lanskap Kuliner Indonesia, dikutip Sabtu (29/10).
Pada masa pandemi beberapa waktu lalu, bisnis kuliner bisa dibilang memberikan dampak besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif.
Baca Juga: GoFood Dukung Teguk Ekspansi ke New York, Ada Menu dan Diskon Spesial?
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun, atau sekitar 41% dari total PDB ekonomi kreatif sebesar Rp1.134 triliun pada 2020.
Kemudian, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, dari sekitar 65 juta lebih UMKM, ada 17,25 juta atau kurang lebih 26,5% UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan turut mendukung transformasi UMKM kuliner lokal untuk dapat go digital, salah satunya lewat GoFood.
“(Bisnis) Kuliner jangan dianggap enteng, itu bisnis yang sangat menarik. Kita bisa ketinggalan jika tidak ikut digital. Siapa yang lebih cepat transformasi digitalnya dia yang akan menang. Apakah itu pasar, bisnis UMKM, mesti menggunakan platform digital, online, apalagi bisa menyambungkan pembeli dengan produsen, sehingga bisa memperluas informasi,” kata Zulkifli dalam Konferensi Maju Digital (KoMD) GoTo, Kamis (27/10).
Sejalan dengan imbauan ini, popularitas GoFood pun semakin meningkat dan berhasil membantu banyak UMKM lokal dalam mengembangkan bisnisnya.
Hal ini, terlihat dari hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), dalam riset bertajuk Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional.
Berdasarkan riset tersebut, diketahui bahwa pendapatan mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66% di tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Uniknya, sepertiga dari mitra GoFood ini adalah pengusaha pemula yang langsung go digital.
Masih berdasarkan hasil penelitian LD FEB UI, diketahui sebanyak 4 dari 5 UMKM percaya GoFood mendorong pertumbuhan usaha. Kemudian, sebanyak 3 dari 4 UMKM GoFood menganggap biaya komisi sesuai dengan manfaat yang didapatkan.
Salah satu UMKM lokal yang merasakan beragam inovasi dan kemudahan GoFood, adalah usaha Nasi Bogana Ny. An Lay milik Evan Petra.
Evan menjelaskan, usaha Nasi Bogana Ny. An Lay merupakan bisnis keluarga. Untuk mengembangkan bisnisnya, Evan pun meyakinkan orang tuanya untuk bergabung ke GoFood pada tahun 2017 lalu.
“Dulu saya bicara ke orang tua ‘Ayo kita join GoFood aja, kayaknya kita harus beralih ke digital nih’ akhirnya kami pun memutuskan untuk join,” ujar Evan kepada Cerdas Belanja, Kamis (27/10).
Baca Juga: Cara Pakai Voucher GoClub di GoFood dan Tokopedia, Ada Diskon Belanja
Setelah bergabung ke GoFood, penjualan Nasi Bogana Ny. An Lay pun mengalami peningkatan yang signifikan. Sejak awal bergabung sampai saat ini, penjualan produk Nasi Bogana Ny. An Lay bahkan mengalami peningkatan sebesar 4x-5x lipat.
Namun, sama seperti usaha pada umumnya, operasional bisnis Nasi Bogana Ny. An Lay juga tidak selalu berjalan mulus. Evan menjelaskan, ia sempat membuat gebrakan baru dengan menghilangkan beberapa menu makanan dari usaha Nasi Bogana Ny. An Lay.
Untuk mendukung usahanya, Evan menggunakan data penjualan yang disediakan oleh GoFood. Melalui laporan bulanan dari GoFood, Evan pun bisa lebih mudah memantau menu apa saja yang kurang berdampak ke penjualan, kebutuhan konsumen, sampai market baru yang bisa dijajaki.
Selain itu, laporan penjualan GoFood juga membantu Evan dalam memahami kebutuhan promo dari para pelanggannya. Setelah mencoba semua program promosi di GoFood dan melihat efektivitasnya pada pelanggan, Evan pun menemukan jawaban yang lebih akurat.
“Ternyata lokasi pelanggan saya cukup jauh dan kebanyakan dari mereka membutuhkan diskon ongkos kirim, bukan diskon yang lainnya. Jadi, laporan penjualan dari GoFood bisa menjadi landasan kami untuk membuat keputusan bisnis ke depannya,” lanjut Evan.
Selain laporan penjualan, Evan juga menggunakan fitur ulasan pelanggan (review) untuk terus memperbaiki kinerja usahanya. GoFood sendiri, menghadirkan fitur ulasan pelanggan untuk menjadikan GoFood sebagai platform andalan karena sifat fitur ini yang bisa berjalan dua arah, yakni antara pelanggan dan mitra usaha.
Bagi pelanggan, fitur review dapat menjadi referensi dan inspirasi menu kuliner favorit, sedangkan bagi mitra usaha dapat menjadi sarana apresiasi, evaluasi, hingga klarifikasi untuk pengembangan usaha ke depannya.
“Fitur review di GoFood juga bisa jadi salah satu tolak ukur untuk kami bebenah diri. Apalagi, prioritas bisnis kami itu bebenah,” ungkapnya.
Meskipun sulit dijalani, tetapi masih banyak orang yang mengira menjalankan bisnis kuliner online cukup mudah dilakukan. Evan mengaku, bahkan ia sendiri mengalami kesulitan saat ingin memajukan bisnis kuliner miliknya.
“Banyak orang yang salah kaprah dengan mengatakan kalau berjualan lewat online sudah pasti selalu ramai, tetapi ternyata tidak begitu. Ada banyak hal yang perlu kita pelajari yang bisa berdampak pada penjualan bisnis,” kata Evan.
Beberapa contohnya, kata Evan, bagaimana cara mengambil foto yang bagus, cara bicara ke pelanggan, bagaimana menyampaikan pesan melalui gambar, cara penamaan brand, menulis deskripsi, menentukan harga jual, dan sebagainya.
Baca Juga: Penghasilan UMKM Meningkat, GoFood Fokus Kembangkan Edukasi Usaha
Untuk mempelajari hal ini, Evan mengaku, dirinya banyak mendapatkan beragam ilmu dan trik marketing tersebut lewat Komunitas Partner GoFood (KOMPAG).
KOMPAG didirikan pada Oktober 2019 lalu dan menjadi komunitas pertama yang menyediakan serangkaian program edukasi, pelatihan, dan kesempatan berjejaring bagi pelaku UMKM kuliner di industri online food delivery Indonesia.
Menggunakan channel Facebook, WhatsApp, dan Telegram, KOMPAG menjadi wadah para pelaku UMKM kuliner untuk saling berbagi dan menambah ilmu, berkolaborasi, serta berjejaring secara inklusif.
Selain lewat online, kata Evan, anggota KOMPAG juga kerap bertemu langsung untuk saling berbagi solusi dan membuat inovasi baru bagi bisnis masing-masing.
“Banyak hal yang sebetulnya belum kita eksplorasi. Lewat KOMPAG, saya jadi tahu hal baru dan berani coba hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” jelas Evan.
Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial Bayu Ramadhan menjelaskan, setelah go digital pelaku UMKM kuliner perlu meningkatkan kapabilitas khususnya dalam memperluas pasar di ranah digital.
“Untuk terus tumbuh, selain dukungan dari sisi inovasi teknologi, mereka pun membutuhkan wadah komunitas yang memberikan akses ke edukasi dan pendampingan rutin. Tidak hanya itu, mereka pun membutuhkan kesempatan berjejaring agar dapat saling belajar dari sesama pengusaha kuliner,” kata Bayu.
Berkat beragam kemudahan dan inovasi dari GoFood, kini bisnis Nasi Bogana Ny. An Lay sukses berekspansi menjadi tiga cabang di BSD, Gading Serpong, dan Bintaro Sektor 9.
Tidak hanya Nasi Bogana Ny. An Lay, GoFood juga membantu UMKM kuliner lainnya untuk terus mengembangkan bisnisnya, bahkan sampai ke mancanegara. Terbaru, GoFood memberikan dukungan yang menjadi bagian dari perjalanan sukses brand minuman lokal kekinian, Teguk.
Kini, Teguk telah resmi berekspansi ke mancanegara dengan membuka gerai pertamanya di New York, Amerika Serikat, pada 17 September 2022. Ekspansi Teguk ini, menambah catatan positif UMKM kuliner lokal yang mampu menembus pasar internasional berkat go digital.
Teguk merasakan berbagai manfaat dari digitalisasi dengan bergabung bersama GoFood sejak tiga tahun terakhir.
Baca Juga: GoFood Dukung Teguk Ekspansi ke New York, Ada Menu dan Diskon Spesial?
CEO Teguk Maulana Hakim mengungkapkan, “Berkat dukungan berbagai solusi digital dari GoFood, bisnis Teguk berkembang pesat hingga kini memiliki 155 gerai dan 800 karyawan di berbagai wilayah di Indonesia serta omzet melesat hingga mencapai 275%.”
Berbagai solusi digital yang ditawarkan GoFood, salah satunya aplikasi GoBiz terbukti berhasil membantu Teguk mengelola operasional ratusan gerainya secara digital dari waktu ke waktu.
Terlebih lagi, inovasi fitur Merchant Acceptance Flow (MAF) atau Super Partner yang dapat mempersingkat arus proses pesanan yang masuk, serta membantu setiap gerai Teguk untuk melakukan konfirmasi atas setiap pesanan yang masuk dari pelanggan.
Global Head of Marketing GoFood Ichmeralda Rachman menjelaskan, GoFood juga menghadirkan solusi pemasaran digital lewat GoAds untuk mendongkrak visibilitas dan penjualan resto di platform GoFood.
Solusi GoAds menawarkan beragam keuntungan yang dapat dinikmati oleh para mitra UMKM GoFood. Mulai dari beriklan dengan tepat sasaran, biaya iklan yang sesuai kebutuhan, serta laporan performa yang transparan yang berguna sebagai insight untuk menentukan strategi jitu bisnis ke depannya.
“Kami mendorong visibilitas, sehingga mitra UMKM bisa lebih terlihat karena apabila terlihat itu eksposurnya jadi lebih besar,” jelas Ichmeralda.
Evan mengaku, salah satu layanan yang paling disukai di GoFood adalah layanan GoAds. Pasalnya, ia bisa mendapatkan laporan penjualan, menjangkau lebih banyak konsumen, sampai mendapatkan eksposur lebih di GoFood.
Maulana juga mengatakan, sejak pertengahan 2019 hingga 2022, Teguk mengalami pertumbuhan pesat dari pertama kali kami menggunakan solusi iklan GoAds di GoFood.
Memanfaatkan solusi GoFood Top Banner dan Iklan Kategori, Teguk berhasil meningkatkan brand awareness dan konsiderasi calon pelanggan untuk membeli produk Teguk.
“Bahkan, dari Januari hingga Juni 2022, penjualan Teguk mengalami kenaikan 2-3 kali lipat,” papar Maulana.
GoAds menawarkan beberapa jenis iklan untuk UMKM kuliner yang disesuaikan dengan kebiasaan pelanggan dalam menjelajah kuliner di halaman GoFood.
Baca Juga: Ini Keuntungan GoAds, Cara Beriklan di Gofood Agar Tepat Sasaran
Di antaranya Partner Jempolan untuk menyasar pelanggan yang gemar menjelajah kuliner di laman Eksplor, dan memilih menu Resto dengan rating Jempolan.
Ada juga Iklan Kategori GoFood untuk tampil di kategori menu ‘Aneka kuliner menarik - Minuman, Jajanan, Aneka nasi, dll’, dan menu favorit pelanggan, seperti ‘Terdekat, Terlaris, Terfavorit, dan Menu sehat’ yang ada di GoFood.
Kemudian, GoFood Top Banner yang memungkinkan kita berada di posisi teratas halaman depan GoFood untuk menarik perhatian dengan visual yang memukau.
Terakhir, ada Iklan Pencarian untuk membuat iklan restoran kita muncul di trafik paling tinggi di GoFood.
“Dari awal memang sudah menjadi komitmen kami untuk meningkatkan bisnis mitra UMKM dan mendukung agar operasionalnya lebih lancar. Jadi, inovasi apa pun yang kami lakukan, arahnya pun memang ke arah sana,” kata Ichmeralda.
Di sisi lain, Kepala Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menjelaskan, permintaan konsumen terhadap layanan pengiriman makanan online masih akan terus tinggi.
Pasalnya, kata Huda, ia melihat pola konsumsi masyarakat telah berubah dari yang tadinya suka belanja offline menjadi online.
“Faktor waktu, risiko Kesehatan, hingga biaya menjadi beberapa faktor orang berbelanja secara offline. Jadi, setelah pandemi pun konsumen akan tetap mengonsumsi makanan secara online, tetapi mungkin akan ada sedikit perubahan permintaan dibandingkan ketika pandemi,” tutup Huda.(*)