CERDASBELANJA.ID – Belanja untuk kebutuhan rumah tangga kerap tak terelakkan.
Kadang tetap harus belanja, sementara uang tabungan terus menipis.
Sehingga digunakan berbagai cara untuk belanja, termasuk memanfaatkan pinjaman online alias pinjol.
Seperti kita tahu, kemajuan teknologi memberi banyak perubahan pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia secara holistik.
Berbagai inovasi baru terus bermunculan, dan bisa dengan mudah diakses dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk pinjol yang jadi kontroversi di tengah pola hidup masyarakat kekinian.
Pinjol tak ubahnya seperti lembaga pemberi pinjaman uang pada umumnya.
Hal yang jadi pembeda hanyalah kemudahan dan kecepatan.
Peminjam bisa mendapatkan uang di hari yang sama, tanpa harus melewati berbagai birokrasi berbelit.
Kemudahan akses ini membuat banyak orang candu dan terbuai untuk terus mengajukan pinjaman.
Baca Juga: Pinjam Uang di AdaKami Dapat Asuransi Gratis, Pilihan Belanja Cerdas
Terlena Kemudahan, Utang Numpuk Kemudian
Kemudahan birokrasi yang pinjol tawarkan, seolah menjadi ‘penolong’ ketika kita kesusahan.
Lambat laun, pinjam ke pinjol seperti bagian dari gaya hidup dan kebiasaan.
Awalnya hanya untuk kebutuhan mendadak atau menutup lubang pinjaman lain yang sudah jatuh tempo.
Akhirnya, sebagian besar di antara kita terlena karena mudahnya mendapatkan uang dalam waktu cepat.
Baru sadar ketika menemukan tumpukan utang yang jumlahnya tidak terbayangkan sebelumnya.
Lalu menyesal karena tidak bisa putar balik.
Pilihannya cuma dua, menabrakkan diri lalu mati, atau bertanggung jawab dan melunasi semuanya.
Kira-kira kalau ada di posisi ini, apa langkah yang akan kita ambil?
Kenapa Masyarakat Tertarik Pinjol?
Bicara pinjol, maka kita bicara soal paradoks.
Baca Juga: SWI Himbau Lakukan 2 Langkah Ini Ketika Ditransfer Pinjol Ilegal
Melabelinya sebagai sesuatu yang berbahaya dan menjebak.
Padahal, pinjol hadir sebagai sebuah solusi untuk orang yang berhadapan dengan keadaan mendesak.
Mengharuskan dia untuk bergerak cepat agar permasalahan tidak melebar ke mana-mana.
Khususnya bagi mereka yang tidak mempersiapkan dana darurat.
Sialnya, pinjol malah jadi andalan untuk memenuhi keinginan yang dikamuflase sebagai kebutuhan.
Pinjol jadi teman baik untuk menyuapi ego yang tidak ada habisnya.
Maka, bukan sesuatu yang aneh kalau pinjol berubah jadi hal yang menyeramkan.
Padahal, sama seperti pinjaman lainnya, akan membahayakan jika kita tidak bayar cicilan sesuai syarat dan ketentuan yang perusahaan berikan di awal.
Tongam L. Tobing, Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahwa mengatakan alasan kenapa masyarakat tertarik pada pinjol.
Melansir laman money.kompas.com, dia mengatakan bahwa pinjol memberikan kemudahan dalam layanan pinjaman uang daripada lembaga serupa lainnya.
“Kan kalau di lembaga keuangan bank syaratnya, mulai fotocopy KTP, hingga verifikasi dokumen lain,” kata Tongam.
Baca Juga: Langkah Mudah Cara Pinjam Uang Cepat di Akulaku, Cuma Modal KTP
Selain itu, kalau ke lembaga keuangan formal harus siapkan ongkos, waktu, belum lagi harus antre.
“Tapi kalau lewat pinjol, enggak kayak gitu, mudah. Makanya banyak yang pakai,” tambah Tongam.
Ini yang akhirnya membuat banyak orang terjebak pada kubangan yang mereka buat sendiri.
Hanya demi memenuhi keinginan yang tidak ada habisnya atau tuntutan gaya untuk sebuah validasi.
Melihat fenomena ini, akhirnya membuat layanan sejenis terus bermunculan.
Dari yang legal dan terdaftar di OJK, sampai yang beroperasi di bawah radar OJK. (FINANSIALKU.COM)