CERDASBELANJA.ID - Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM membuat banyak orang waswas akan melonjaknya harga belanja kebutuhan lain.
Akibatnya, tentu anggaran belanja rumah tangga pun akan meningkat.
Bukan tak mungkin, kita juga akan mengurangi belanja kita.
Tapi urusan liburan, terutama tiket pesawat, Pegipegi mengungkap fakta lain.
Sebelumnya, Pegipegi mencatat kenaikan harga tiket pesawat sekitar 50 hingga 60 persen pada periode Juni-Juli 2022.
Jika dibandingkan periode Januari-Maret lalu.
Sementara, di saat yang sama pemesanan tiket kereta api, bus dan kendaraan travel sempat meningkat 50 persen.
Setelah kebijakan penurunan harga tiket pesawat, Pegipegi melihat tren penurunan pemesanan tiket sekitar 15 hingga 25 persen.
Nah, kebijakan kenaikan harga BBM tentu mendorong masyarakat berpikir ulang untuk traveling.
Meski demikian, Pegipegi melihat permintaan kebutuhan pemesanan tiket transportasi dan akomodasi untuk wisata masih berada di level tinggi.
Beberapa waktu lalu, harga tiket pesawat dengan berbagai rute cenderung lebih mahal dari sebelumnya dan jadi perbincangan publik.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Negara Asia Terbaik untuk Traveling, Belanja Tiket di Pegipegi
Tak terkecuali di kalangan masyarakat Indonesia.
Banyak pihak mengeluhkan kondisi tersebut, dan mengharapkan harga tiket turun mengingat intensitas penerbangan rute domestik dan internasional kembali meningkat.
Namun, setelah pemerintah dan maskapai penerbangan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat sejak akhir Agustus lalu, harga tiket pesawat mulai menurun.
Tentu saja hal ini membawa angin segar bagi industri travel serta para travelers.
Lantas, seperti apa dinamika traveling sebelum dan sesudah harga tiket pesawat turun?
Ryan Kartawidjaja, Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi mengatakan, “Sebelumnya kami melihat peningkatan harga tiket pesawat paling tinggi ada di Bulan Juli.”
Menurut Ryan, jika dibandingkan dengan akhir tahun 2021, harga tiket pesawat naik 40 hingga 50 persen.
Sedangkan jika dibandingkan pada awal tahun 2022, harga tiket pesawat naik 50 hingga 60 persen.
Pada saat isu mahalnya tiket pesawat jadi perbincangan hangat pada sekitar bulan Juni-Juli 2022, Pegipegi mencatat adanya kenaikan pemesanan tiket kereta api dan bus serta kendaraan travel.
Masing-masing sebesar 50 persen jika dibandingkan pada periode Januari-Maret 2022.
Adapun tujuan favorit yang dipilih pelanggan saat memesan tiket kereta api adalah Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Bekasi, Purwokerto, Surakarta dan Malang.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Wisata Alam dari Pegipegi, Bisa Belanja Sambil Healing
Sedangkan untuk tujuan favorit bus dan kendaraan travel adalah Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, Malang, Bandar Lampung, dan Solo.
Ketika pemerintah dan maskapai penerbangan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat, Pegipegi mencatat penurunan harga tiket pesawat di kisaran lima hingga 15 persen.
Ada juga yang mengalami penurunan harga hingga 25 persen.
Ryan menjelaskan, hampir seluruh maskapai penerbangan terlihat memberlakukan penurunan harga tiket pesawat.
Seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Super Air Jet, Citilink, Air Asia, NAM Air, dan Sriwijaya Air.
Berikut data yang diambil tanggal 12 September terkait gambaran harga sebelum dan sesudah kebijakan penurunan harga tiket pesawat di sejumlah rute populer domestik dan internasional:
Tiket Jakarta-Medan
- Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,3 jutaan
- Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,1 jutaan
Tiket Jakarta-Surabaya
- Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp920 ribuan
- Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp870 ribuan
- Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,9 jutaan
- Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,7 jutaan
- Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1 jutaan
- Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp900 ribuan
- Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,7 jutaan
- Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,4 jutaan
- Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp4,8 jutaan
- Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp3,8 jutaan
Adapun destinasi internasional yang paling banyak menjadi tujuan perjalanan adalah sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara.
Seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Selain destinasi Asia Tenggara, para travelers juga mulai melirik destinasi negara di wilayah Asia Timur, Eropa dan Australia.
Seiring relaksasi kebijakan pembatasan perjalanan di berbagai negara kawasan tersebut.
Di sisi lain, Ryan mengungkap adanya kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru-baru ini tentu mendorong masyarakat berpikir ulang untuk traveling.
Karena kebijakan ini berpengaruh pada alokasi anggaran masyarakat dalam kebutuhan traveling.
“Meski demikian, kami melihat permintaan kebutuhan pemesanan tiket transportasi dan akomodasi untuk wisata masih berada di level yang tinggi secara month on month,” tukas Ryan.
Salah satu kemungkinannya ditopang kebijakan penurunan harga tiket pesawat.
“Kami tetap optimis tren traveling masyarakat akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini,” tambah Ryan. (*)