Banyak Dituntut, Johnson & Johnson akan Hentikan Penjualan Bedak Bayi

Senin, 15 Agustus 2022 | 15:00
iStockphoto

Johnson & Johnson akan Hentikan Penjualan Bedak Bayi

CERDASBELANJA.ID – Para ibu yang memiliki bayi pasti sudah tidak asing dengan merek bedak bayi Johnson & Johnson.

Bedak bayi Johnson & Johnson memang sudah jadi teman para ibu dalam merawat bayi mereka.

Namun, kabar mengejutkan dari perusahaan ini yang memutuskan untuk menghentikan penjualan bayi Johnson & Johnson mulai 2023 mendatang.

Mengutip dari Kompas.com, perusahaan perawatan kesehatan Johnson & Johnson bakal berhenti memproduksi dan menjual bedak bayi berbahan dasar talc secara global pada 2023.

Dikutip dari The Guardian, Jumat (12/8), alasan mereka menghentikan operasionalnya ini karena menghadapi 38.000 tuntutan hukum dari konsumen yang menuduh bedaknya menyebabkan kanker.

Nantinya, bahan talc ini akan diganti dengan tepung jagung atau tepung maizena.

"Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbasis tepung jagung," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

“Sebagai hasil dari transisi ini, bedak bayi Johnson yang berbahan dasar talc akan dihentikan secara global pada tahun 2023.”

Pada tahun 2020, perusahaan mengumumkan untuk berhenti menjual produk berbasis talc di Amerika Utara karena penurunan permintaan.

Turunnya permintaan ini, disebut karena adanya informasi yang salah mengenai keamanan produk.

Kemudian, regulator Administrasi Makanan dan Obat AS menemukan adanya sejumlah asbes dalam produk bedak bayi berbahan talc ini.

Baca Juga: Pigeon Hadirkan Natural Botanical Baby, Rawat Kulit Bayi dengan Bahan Alami

Berdasarkan temuan itu, J&J secara sukarela menarik kembali produk-produknya. Mereka menyebut ada 33.000 botol bedak berbahan talc yang ditarik.

Dilansir dari ABC, Jumat (12/8), perusahaan digugat dengan tuduhan bahwa produknya yang berbahan talc bisa menyebabkan penggunanya berisiko mengembangkan kanker ovarium dan kanker yang menyerang paru-paru dan organ lainnya.

Meski saat ini J&J sudah menjual bedak bayi berbahan tepung jagung di seluruh dunia, mereka menegaskan bahwa bedak bayi berbahan dasar talc tidak menyebabkan kanker.

"Posisi kami tentang keamanan bedak kosmetik kami tetap tidak berubah," kata perusahaan itu.

“Kami berdiri teguh di belakang analisis ilmiah independen selama puluhan tahun oleh para ahli medis di seluruh dunia yang mengonfirmasi bahwa bedak bayi Johnson yang berbasis bedak tabur aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker,” sambung dia.

J&J menegaskan, dan sebagian besar penelitian medis tentang talc menunjukkan, bedak bayi berbahan talc aman dan tidak menyebabkan kanker.

Pada bulan April 2021, proposal pemegang saham yang menyerukan diakhirinya penjualan bedak bayi bedak bayi secara global gagal.

Sebelum pengajuan kebangkrutan, perusahaan menanggung biaya sebesar 3,5 miliar dolar AS dalam vonis dan penyelesaian, termasuk 22 wanita yang diberi ganti rugi lebih dari USD2 miliar.

Raksasa perawatan kesehatan itu, juga mengatakan musim gugur yang lalu bahwa mereka akan mengubah bisnis kesehatan konsumennya (yang menjual bedak bayi, Band-Aids dan produk lainnya) menjadi perusahaan publik yang terpisah.

Bagian dari perusahaan yang menjual obat resep dan alat kesehatan akan tetap menggunakan nama J&J.

Saham Johnson & Johnson yang berbasis di New Brunswick, New Jersey, naik sedikit sebelum bel pembukaan pada Jumat (12/8/2022).

Bedak bayi Johnson & Johnson sendiri, telah dijual sejak 1894 dan menjadi simbol perusahaan yang ramah keluarga.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Johnson & Johnson Akan Hentikan Penjualan Bedak Bayi Mulai 2023, Apa Alasannya?" (*)

Tag

Editor : Presi

Sumber Kompas.com