CERDASBELANJA.ID - Tak bisa dimungkiri kebanyakan orang Indonesia doyan sajian masakan yang serba digoreng, khususnya untuk aneka lauk-pauk dan camilan.
Makanya, naiknya harga minyak goreng dari kisaran Rp14.000 jadi kisaran Rp25.000 per liternya bikin kita ingin menangis rasanya.
Tapi tenang, dikutip dari berbagai sumber, kita masih bisa menggoreng sekaligus irit minyak goreng dengan 7 tips dan trik ini, bahkan satu liter bisa hemat berminggu-minggu.
1. Pilih Wajan Sesuai Kebutuhan
Untuk menggoreng makanan berbentuk tebal dan harus terendam minyak (seperti paha ayam), akan lebih hemat bila menggunakan wajan cekung.
Karena dengan lebih sedikit minyak, makanan sudah terendam.
Namun untuk makanan ukuran tipis (seperti tempe), lebih hemat menggunakan wajan datar.
Bila kita memasak paha ayam di wajan datar, butuh banyak sekali minyak untuk membuat makanan terendam sehingga matang merata.
Pilih juga wajan antilengket karena akan membantu Anda untuk mengurangi minyak.
Bahkan, beberapa wajan antilengket bisa menggoreng telur tanpa perlu memakai minyak goreng, lho.
Baca Juga: Presiden Cabut Larangan Ekspor Minyak, Harga Minyak Goreng Bisa Turun?
2. Lakukan Metode Pan Frying
Selain alat masak, teknik menggoreng juga berperan penting untuk menghemat minyak goreng.
Salah satu teknik menggoreng masakan yang dianjurkan adalah pan frying.
Menggunakan metode pan frying artinya kita memasak dengan minyak yang hanya diolesi pada makanan, lalu makanan kita gulingkan atau bolak-balik.
Cara ini sering digunakan untuk memasak sosis, ikan filet, atau ayam filet.
Bahkan bila makanannya cukup berlemak, kita tidak perlu menggunakan minyak sama sekali.
3. Pakai Bantuan Daun Pisang
Memasak dengan bantuan daun pisang dapat menghemat minyak goreng, terutama jika belum memiliki wajan antilengket.
Oleskan sedikit minyak pada permukaan daun pisang yang telah dipotong. Lalu, letakkan di atas wajan dan masak makanan di atasnya.
Dijamin walau dengan sedikit minyak, makanan enggak akan lengket pada wajan.
Baca Juga: Daftar Lengkap Harga Sembako Terbaru, Minyak Goreng Turun Harga
4. Manfaatkan Cooking Spray
Daripada menuang langsung minyak ke dalam wajan, lebih baik menyemprot minyak dengan cooking spray. Minyak yang dipakai lebih irit dan bisa merata ke seluruh wajan.
Cooking spray bisa dibeli di supermarket, namun biasanya berisi minyak zaitun atau minyak rendah kolesterol lainnya.
Namun, kita bisa membuat cooking spray sendiri juga, kok.
Siapkan botol semprot kosong yang telah bersih dan disterilkan.
Lalu, isi dengan minyak goreng yang dipakai. Dengan begitu, Anda juga bisa menakar penggunaan minyak harian.
5. Gunakan Minyak Sisa untuk Menumis
Langsung gunakan minyak bekas menggoreng makanan, untuk menumis.
Misalnya setelah menggoreng tahu, tempe, atau frozen food, minyak sisanya bisa kita gunakan untuk menumis sayuran pendampingnya.
Baca Juga: Bolehkah Pakai Minyak Goreng Bekas untuk Berhemat? Ini Penjelasannya
Sebagai informasi, minyak dapat dipakai beberapa kali dalam satu waktu dengan urutan menggoreng bahan yang tepat.
Namun, jika minyak sudah keruh lebih baik langsung dibuang. Makanya, pakai minyak sedikit saja, supaya tidak ada yang terbuang.
6.Menggunakan Air Fryer
Dengan air fryer makanan tetap bisa matang dan kriuk meski digoreng tanpa minyak sama sekali.
Penggunaan teknologi masak satu ini juga terbilang praktis. Kita hanya memasukkan makanan tanpa membolak-baliknya.
Cukup mengatur waktu masak dan suhu saja maka makanan akan matang merata.
Memang harga air fryer masih terbilang cukup tinggi, begitu pun dengan konsumsi daya listriknya.
Tapi silakan Anda hitung, mana yang lebih hemat, menggunakan air fryer tanpa minyak, atau menggunakan wajan plus minyak.
7.Selingi dengan Kukusan
Selain alat masak dan tekniknya, menyelingi sajian makanan di rumah dengan cara olah lain seperti dikukus juga berkontribusi menghemat minyak, lho.
Misalnya, dalam satu minggu, minimal dua hari adalah hari khusus untuk makan serba kukusan.
Eits, jangan dikira makanan serba kukus enggak enak, ya. Anda bisa mencoba beberapa resep kukusan yang menggoda jiwa seperti pepes ikan atau tahu, nasi tim ikan, dan botok ayam. (*)