CERDASBELANJA.ID – Kata flexing belum lama ini diperkenalkan oleh Wanda Hamida melalui postingan di akun Instagram miliknya.
Arti flexing sebenarnya merujuk pada perilaku pamer di media sosial dengan postingan mengenai pencapaian secara pribadi.
Perilaku flexing banyak terjadi akhir-akhir ini hingga membuat beberapa orang mendapat julukan baru sebagai crazy rich seperti Raffi Ahmad.
Crazy rich ini menjadi sebutan yang diberikan untuk seseorang yang dianggap kaya karena kerap memamerkan kekayaan di sosial media.
Padahal orang kaya sejati biasanya tak perlu flexing atau bahkan disebut sebagai crazy rich.
Seperti daftar orang kaya sebenarnya versi Forbes, yang bahkan tak pernah memamerkan harta kekayaannya.
Dikutip dari Kompas.com, ini 7 orang terkaya sebenarnya di Indonesia versi Forbes tahun 2021 lalu.
- Budi dan Michael Hartono
Menurut Forbes, total kekayaan Hartoni bersaudara adalah USD42.6 miliar atau sekitar Rp608 triliun.
Hartono bersaudara diketahui sebagai pemilik grup Djarum, termasuk di dalamnya Bank BCA.
- Keluarga Widjaja
Menurut Forbes, total kekayaan keluarga Widjaja ini mencapai USD9.7 miliar atau sekitar Rp138 triliun.
- Anthoni Salim
Anthoni Salim adalah pemilik perusahaan mi instant ternama ini tercatat memiliki kekayaan USD8.5 miliar atau sekitar Rp121 triliun.
Selain itu, Anthoni Salim diketahui sebagai penerus Salim Group yang dimiliki keluarganya.
- Sri Prakash Lohia
Pemilik sebuah perusahaan tekstil dan petrokimia ini memiliki total kekayaan mencapai USD6.2 miliar atau sekitar Rp88 triliun.
Perusahaannya memproduksi serat poliester dan resin polyester bottle-grade (PET) tahun 1995.
- Prajogo Pangestu
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Prajogo telah mengakuisisi sisa saham Star Energy.
- Chairul Tanjung
Baca Juga: Wow! Bisnis Fenty Beauty, Rihanna Jadi Wanita Terkaya Versi Forbes
Chairul Tanjung merupakan pemimpin CT Corp yang lahir dari keluarga yang pas-pasan dan memulai bisnisnya dari nol.
- Susilo Wonowidjojo
Anak ketiga dari pendiri perusahaan rokok Gudang Garam ini memiliki kekayaan mencapai USD4.8 miliar atau sekitar Rp68 triliun.(*)