Makin Banyak Diminati, Kredivo Ungkap Potensi Industri Paylater di Indonesia

Minggu, 20 Februari 2022 | 18:00
Dok. Kredivo

General Manager Kredivo Lily Suriani

CERDASBELANJA.ID – Popularitas e-commerce yang sangat tinggi sejak pandemi di tahun 2020, mendorong pesatnya adopsi digital payment, termasuk paylater di kehidupan masyarakat sehari-hari.

Riset Perilaku Konsumen E-Commerce Report 2021 mengungkapkan, pengguna metode pembayaran paylater di Indonesia meningkat selama pandemi.

Perinciannya, sebanyak 55% dari konsumen yang menyatakan pernah menggunakan paylater, baru menggunakannya saat pandemi.

Di Asia Tenggara, terutama di Singapura, India, dan Filipina, paylater telah menguasai setidaknya 3% dari market share transaksi di e-commerce.

Sementara itu, secara global pertumbuhan industri paylater juga diprediksi meningkat hingga 2x lipat pada periode 2020-2024.

Sebagai pelopor paylater di Indonesia, Kredivo juga melihat potensi pengembangan industri yang terus tumbuh menjadi primadona di tengah tren transaksi digital saat ini.

General Manager Kredivo Lily Suriani menjelaskan, pada awal Kredivo hadir di 2016 lalu, penetrasi paylater di Indonesia masih berada pada tahap awal, bahkan belum cukup familier di beberapa kalangan masyarakat Indonesia.

Namun, saat ini industri paylater telah menjadi industri yang terus bertumbuh secara signifikan dalam waktu relatif cepat.

“Kebutuhan masyarakat akan opsi metode pembayaran fleksibel di tengah rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia, masih menjadi faktor utama bagi pertumbuhan industri ini,” ungkap Lily dalam keterangannya, dikutip Sabtu (19/2).

Baca Juga: Bisa Utang Dulu, Kini Belanja di MAP Bisa Bayar Pakai Paylater Kredivo

Tidak berhenti pada adanya kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap opsi pembayaran alternatif, potensi pengembangan industri paylater juga dilihat sebagai sebuah strategi yang efektif dan efisien.

Khususnya, dalam menjangkau masyarakat underbanked di Indonesia, yang jumlahnya masih tinggi di Indonesia.

Berdasarkan riset e-Conomy SEA 2019 dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Oktober 2019, tercatat ada sekitar 26% atau 47 juta jiwa dari total populasi penduduk dewasa di Indonesia, telah memiliki rekening bank.

Namun, mereka masih menghadapi keterbatasan akses ke layanan keuangan konvensional di ranah pembiayaan konsumen, seperti kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).

Bahkan, jumlah populasi underbanked di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.

Dengan demikian, tak heran jika saat ini berbagai kolaborasi strategis juga dilakukan di antara bank konvensional dan pelaku industri paylater mulai dari pendanaan lini kredit, hingga menghadirkan kartu fisik paylater, guna menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama kelompok underbanked tersebut.

Industri paylater juga terus beriringan, dengan pengembangan industri e-commerce. Hal ini, tecermin dari preferensi konsumen dalam memilih metode pembayaran digital untuk berbelanja di e-commerce.

Sebanyak 27% responden menggunakan paylater untuk berbelanja di e-commerce paling tidak satu kali dalam setahun terakhir, bersaing dengan metode pembayaran e-wallet dan transfer bank.

Sementara itu, transaksi paylater di e-commerce Indonesia juga mengalami peningkatan hingga 8,7 kali.

Baca Juga: Banyak Digunakan, Transaksi Fitur Paylater dan Modal Toko di Tokopedia Meningkat

Lily menjelaskan, sektor e-commerce menjadi salah satu fokus utama Kredivo dalam meningkatkan penetrasi setiap tahunnya.

Kredivo pun telah melakukan integrasi fitur paylater, dengan wallet share setidaknya 50% di mayoritas merchant e-commerce di Indonesia.

Berkaca pada pertumbuhan industri paylater yang begitu pesat dalam 3 tahun belakangan, serta makin diminati oleh masyarakat Indonesia, Kredivo optimis industri paylater Indonesia akan memainkan peranan yang makin besar dalam lanskap digital payment di Asia Tenggara.

“Di Indonesia, Kredivo juga akan meningkatkan layanan di kota-kota tier 3, memperluas target konsumen ke sektor produktif, seperti UMKM,” tutup Lily. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya