Teknologi Robotic Surgery Makin Berkembang, RS Bunda Fokus Tingkatkan Jumlah dan Kapabilitas Dokter Ahli

Rabu, 26 Januari 2022 | 16:30
Dok. RSU Bunda Jakarta

Teknologi Robotic Surgery

CERDASBELANJA.ID – Sudah 10 tahun, berlalu sejak inovasi bedah robotik (robotic surgery) untuk pertama kalinya dikembangkan Indonesia pada 2012.

Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta dengan tangan dingin Dr. dr. Ivan Sini, MD., FRANZCOG., GDRM., SpOG., menjadi pelopor dan satu-satunya RS yang menyediakan robotic surgery di Indonesia hingga saat ini.

Dimulai dengan dua dokter ahli robotic surgery, serta jumlah dan jenis kasus yang terbatas, tren robotic surgery pun telah maju pesat.

Kini, sudah ada 16 dokter spesialis tersertifikasi robotic surgery Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta, dari berbagai spesialisasi yang dapat melakukan robotic surgery.

Berdasarkan jumlah tersebut, ada hampir 600 kasus beragam yang sudah ditangani, mulai dari kasus ginekologi hingga urologi.

Sebelumnya, dalam suatu kesempatan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021 sempat menyebutkan betapa pentingnya dapat mengadopsi pengembangan advance robotics oleh sumber daya manusia di bidang kedokteran.

Hal ini, guna mengantisipasi terobosan teknologi dalam sektor kesehatan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

Di sisi lain, kemajuan robotic surgery di Indonesia juga tentu sejalan dengan upaya untuk menekan tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Setidaknya, tercatat ada 2 juta orang yang melakukan perjalanan medis ke luar negeri (medical tourism) setiap tahunnya.

Baca Juga: Investor Harus Tahu, Ini Beda Investasi, Trading, dan Spekulasi

Jumlah ini, mengakibatkan Indonesia kehilangan setidaknya Rp97 triliun devisa karena praktik tersebut.

Managing Director Bundamedik Healthcare System (BMHS) Yudiyantho menjelaskan, di tengah peningkatan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap robotic surgery, peningkatan jumlah dokter, serta kemampuan mereka dalam bidang robotic surgery memang menjadi kunci pendorong kemajuan tren robotic surgery di tanah air.

Yudiyantho menjelaskan, sampai saat ini ada lebih dari 27.000 dokter di Amerika Serikat dan lebih dari 14.000 dokter di negara-negara lainnya yang mampu melakukan robotic surgery.

Untuk robot Da Vinci, sebagai sistem bedah robotik yang digunakan dalam prosedur robotic surgery, sudah ada sekitar 6.000 robot dengan hampir 700 di antaranya tersebar di Asia Tenggara per 2019.

“Ini tentu jadi motivasi bagi kami, untuk terus mendorong kemajuan robotic surgery Indonesia yang kompetitif. Khususnya, melalui strategi pengembangan SDM tenaga medis, sehingga bisa memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pasien,” tutur Yudiyantho.

Sejak 2012, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta secara konsisten terus mengakomodasi kemajuan tenaga medis robotic surgery, lewat pendidikan dan pelatihan bersertifikasi berskala dunia.

Utamanya, ke pusat-pusat pelatihan terkemuka di Amerika Serikat, selain juga Australia, Korea, Jepang, dan sejumlah negara lainnya.

Terbukti, di awal Januari 2022, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta pun berhasil melakukan operasi operasi pengangkatan prostat dengan teknologi robotik Indonesia.

“Melalui peningkatan minat masyarakat dan kemajuan teknologi saat ini, ke depannya kami juga akan segera memperluas pengembangan robotic surgery di Indonesia ke layanan bedah robotik, untuk kasus bedah digestif, onkologi, bedah thorax, dan bedah THT,” tambah Yudiyantho.

Baca Juga: 5 Pertanyaan Penting Saat Investasi, Hindari Malu Bertanya Sesat Tanamkan Uang

Walaupun bersifat robotik yang dilengkapi sistem komputer, seluruh pengambilan keputusan dalam proses pembedahan tetap dilakukan oleh dokter ahli. Ahli bedah, menggunakan sistem komputer untuk mengontrol lengan robot dan ujung-efektor.

Di dalam kasus operasi terbuka yang sekarang menggunakan instrumen dari baja, untuk meregangkan iga dapat lebih halus apabila dilakukan dengan robot, gerakan umpan balik yang terkendali dapat dilakukan dibandingkan dengan memakai tangan manusia.

Tujuan utama dari instrumen hebat tersebut, adalah untuk mengurangi atau menghilangkan trauma jaringan yang biasanya didapatkan pada operasi terbuka.

Pada umumnya, robotic surgery dipilih pasien karena operasi yang lebih singkat, pengurangan efek pendarahan, dengan rasa nyeri pasca operasi lebih ringan, serta waktu penyembuhan lebih cepat, sehingga mempersingkat lama rawat pasca operasi.

Robotic surgery pun akurat dan lebih presisi jika dibandingkan dengan laparoscopy.

Yudiyantho menjelaskan, sejak tahun 2014 pihaknya melihat peningkatan yang tinggi dari adopsi pasien terhadap robotic surgery karena melihat berbagai pengalaman pasien lainnya yang puas dengan hasil robotic surgery.

Di tahun 2022 ini, ia berfokus untuk terus memperluas layanan robotic surgery dengan teknologi mutakhir untuk penanganan beberapa kasus.

Misalnya seperti mioma uteri, kista ovarium, operasi angkat rahim, kanker usus, operasi bariatrik, operasi hernia, kanker prostat, kanker ginjal serta operasi angkat prostat dengan ahli terbaik di bidangnya.

“Dengan demikian, masyarakat pun tidak perlu ke luar negeri lagi, bisa mendapatkan layanan terbaik di negara sendiri,” tutup Yudiyantho. (*)

Baca Juga: Ganti LPG, Presiden Jokowi Mulai Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara Jadi DME

Editor : Yunus

Baca Lainnya